Dark/Light Mode

Joe Biden Vs Donald Trump Resmi Bertarung Lagi

Warga AS Sambut Capres Aki-aki Dengan Berat Hati

Kamis, 14 Maret 2024 06:20 WIB
Pemilu AS 2024 diyakini akan kembali menghadirkan rematch antara Joe Biden dan Donald Trump. Foto: JIM WATSON, KAMIL KRZACZYNSKI/AFP
Pemilu AS 2024 diyakini akan kembali menghadirkan rematch antara Joe Biden dan Donald Trump. Foto: JIM WATSON, KAMIL KRZACZYNSKI/AFP

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden (81) dan mantan Presiden Donald Trump (77) akhirnya bakal kembali bertarung di Pemilihan Presiden 5 November mendatang. Warga Negeri Paman Sam pun menyambut dua kandidat aki-aki ini dengan berat hati.

Keduanya telah memenangkan nominasi presiden dari partai masing-masing, setelah memenuhi batas minimal delegasi, usai kemenangan di pemilihan pendahuluan, baik primary dan kaukus pada Selasa (12/3/2024).

Malam itu, Partai Republik menggelar pemilihan pendahuluan di Mississippi, Georgia, Negara Bagian Washington dan kaukus di Hawaii. Sementara Demokrat, mengadakan pemilihan pendahuluan di negara bagian Georgia, Washington dan Mississippi, serta di Kepulauan Mariana Utara, bagi pemilih Demokrat yang tinggal di luar negeri.

Baca juga : KPK Minta ImigrasiCekal 3 Orang Lagi

Biden, calon petahanan Partai Demokrat, meraup 2.007 delegasi dari perolehan minimal 1.968. Sementara Trump, kandidat Partai Republik, mengantongi 1.228 delegasi dari batas paling sedikit 1.215.

Bisa dipastikan Pilpres AS ke-60 itu akan menampilkan pertarungan ulang dua calon presiden yang kurang diminati dan tidak populer. Di usianya yang 81 tahun, Biden menjadi presiden tertua dalam sejarah AS. Sedangkan Trump yang berusia 77 tahun, terancam hukuman penjara puluhan tahun sebagai terdakwa empat kasus pidana.

Para pemilih mau tidak mau harus memilih di antara dua capres ini. Ada yang pasrah dan pusing akan memilih siapa. Ada juga gerakan penolakan memilih Biden atau Trump, muncul dari beberapa komunitas.

Baca juga : Amanda Rawles, Cantik Mirip Kate Middleton

Di Georgia, ada upaya menyatakan penolakan terhadap Biden karena dukungannya terhadap Israel dalam perang di Jalur Gaza. Sayangnya, dalam pemilihan pendahuluan di Georgia, para pemilih tidak bisa memilih “uncommitted vote” atau tidak berkomitmen.

“Saya memilih memprotes kebijakan perang di Gaza. Saya sangat malu dengan negara saya sendiri,” ujar Robin Hawking (56), software developer di Roswell. Dia biasanya adalah pendukung Republik. Tapi dia berusaha melakukan hal lain demi menghentikan perang Gaza.

“Saya harap ada cukup pemilih yang memilih ‘bukan Biden’. Dia seharusnya sadar kalau dia akan kalah di pilpres ini kalau dia tidak memaksakan gencatan senjata di Gaza,” ujar Hawking dikutip NBC, Rabu (13/3/2024).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.