Dark/Light Mode

Sanksi Amerika Cs Nggak Nendang

Ekonomi Rusia Kokoh, Nyari Kerja Gampang

Rabu, 27 Maret 2024 08:00 WIB
Kedai kopi Starbucks yang berganti nama jadi Stars Coffee di pusat perbelanjaan Arbat, Moskow, Rusia. (Foto: Kartika Sari/Rakyat Merdeka/RM.id)
Kedai kopi Starbucks yang berganti nama jadi Stars Coffee di pusat perbelanjaan Arbat, Moskow, Rusia. (Foto: Kartika Sari/Rakyat Merdeka/RM.id)

 Sebelumnya 
Dia juga bercerita, mencari pekerjaan di Rusia saat ini gampang banget. “Saya dan teman-teman bahkan bisa memilih hingga 6 pekerjaan. Teman saya sampai bingung mau memilih pekerjaan yang mana,” ungkapnya sambil tersenyum.

Saat ditanya kenapa ekonomi Rusia tetap kuat, meski dibombardir banyak sanksi, Alex menjawab, karena negaranya memiliki Sumber Daya Alam (SDA) melimpah dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kuat. Selain disokong oleh tingginya tingkat pendidikan warga Rusia.

Dia mengisahkan, saat perusahaan dari AS seperti McDonald’s, KFC, Starbucks, perusahaan IT, dan lainnya hengkang sebagai dampak dari sanksi ekonomi, para pengusaha Rusia pemilik franchise brand-brand tersebut, langsung mengganti nama dengan merek lokal.

“Sehingga McDonald’s, KFC, Starbucks dan lainnya tetap buka dengan merek lokal, namun tetap menjual produk yang sama. Makanya tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) dan bisnis tetap berjalan,” beber pria yang fasih berbahasa Indonesia itu.

Baca juga : Merugikan Konsumen, SPBU Nakal Wajib Ditindak Tegas Nih…

Apa yang dijelaskan Alex memang benar. Kami melewati sebuah kedai kopi di sepanjang Jalan Arbat dengan gambar dan lambang Starbucks, brand coffee shop asal AS. Namun, kini kedai kopi itu sudah berganti nama jadi “Stars Coffee”. Bukan lagi Starbucks.

Alex juga bilang, rakyat Rusia makin bersatu setelah dibombardir sanksi oleh AS cs. “Rakyat Rusia semakin merapatkan barisan melawan sanksi AS dan sekutunya. Mereka gagal menekan ekonomi Rusia. Sebaliknya ekonomi AS dan negara-negara Barat makin kedodoran,” ledek Alex.

Dia juga membenarkan, di Moskow dan kota-kota lainnya di Rusia, tak ada gelandangan yang berkeliaran. Dia bilang, Pemerintah menyediakan shelter untuk para homeless.

Ya, apa yang diungkapkan Dubes Tavares dan Alex terbukti benar. Rakyat Merdeka tak melihat gelandangan baik di Moskow, Kota Ufa maupun Distrik Ishimbay di Republik Bashkortostan. Pemandangan di ketiga kota itu tampak bersih, tenang dan indah. Gedung-gedung tua dengan arsitektur yang apik, terlihat cantik dan terawat.

Baca juga : Retribusi Banyak Bocor, Tertibin Dong Parkir Liar

Pilihan Realistis

Pada kesempatan itu, Alex juga menyampaikan pandanganmya tentang Pilpres Rusia yang dimenangi Presiden Putin. Alex mengakui, popularitas Putin sangat tinggi, meski Rusia menginvasi Ukraina.

“Jujur saja saya golput dan malas mencoblos. Tapi saya memahami jika Putin kembali terpilih. Itu pilihan yang realistis,” akunya.

Alex juga mengaku tidak yakin jika capres lainnya di luar Putin, akan mampu memimpin Rusia saat ini. Terutama saat perang melawan Ukraina masih berkecamuk.

Baca juga : Aguero: Bukan Duel Penentu Gelar Juara

“Dia (Putin-red) yang memulai perang ini. Maka dia juga yang harus mengakhiri perang ini,” cetusnya.

Faktor lain yang menjadi penentu kemenangan Putin adalah sang presiden mampu menjaga ekonomi negaranya tetap tumbuh dan kokoh, sehingga kembali mendapat kepercayaan rakyat untuk memimpin Rusia enam tahun ke depan.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Rabu, 27 Maret 2024 dengan judul Sanksi Amerika Cs Nggak Nendang, Ekonomi Rusia Kokoh, Nyari Kerja Gampang

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.