Dark/Light Mode

Mengingat Kembali Ide & Aksi Imam Khomeini (2)

Mengapa Meninjau Kembali Pemikiran Imam Khomeini Penting?

Rabu, 5 Juni 2024 11:51 WIB
Imam Khomeini -kiri- (1900-1989) saat bertemu Yasser Arafat (kedua kiri - 1929–2004) pada 1979, yang menunjukkan Iran sejak awal telah mendukung Palestina merdeka. Yasser adalah negarawan Palestina, Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Presiden Otoritas Nasional Palestina (PNA), pemimpin partai politik dan mantan pasukan milisi Fatah, yang ia dirikan pada 1959. [Foto ilustrasi: Institute for Humanities and Cultural Studies]
Imam Khomeini -kiri- (1900-1989) saat bertemu Yasser Arafat (kedua kiri - 1929–2004) pada 1979, yang menunjukkan Iran sejak awal telah mendukung Palestina merdeka. Yasser adalah negarawan Palestina, Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Presiden Otoritas Nasional Palestina (PNA), pemimpin partai politik dan mantan pasukan milisi Fatah, yang ia dirikan pada 1959. [Foto ilustrasi: Institute for Humanities and Cultural Studies]

 Sebelumnya 
3) Poin ketiga, merujuk pada pandangan Imam Khomeini (RA) tentang pentingnya "Persatuan Umat Islam" dan keterkaitannya dengan masalah Palestina. Pembentukan "Umat Islam Bersatu" berdasarkan prinsip-prinsip seperti "Nafy al-Sabil" (peniadaan dominasi atau superioritas orang-orang kafir atas orang-orang beriman) adalah peta jalan praktis yang diajukan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam.

Menurut mendiang Imam Khomeini (RA), keselamatan kolektif bangsa-bangsa Muslim akan bergantung pada tidak menyerahnya pada dominasi dan penindasan, dan juga penegakan nilai-nilai agama dan moral bersama.

Baca juga : Pesan Ayatollah Sayyid Ali Khamenei

Saat ini, umat Islam telah, lebih dari sebelumnya, menyadari aktor-aktor mana di kawasan dan dunia yang mencontohkan dominasi dan korupsi, dan karenanya, mereka menganggap tunduk pada musuh sebagai garis merah.

"Peradaban Islam Baru" hanya akan terwujud melalui "Persatuan Umat Islam", dan ini adalah tujuan yang sama dengan yang selalu ditetapkan oleh Imam Khomeini (RA) dan Rahbar Ayatullah Khamenei -selama masa Revolusi Islam- sebagai kompas dunia Islam.

Baca juga : Sharp Greenerator Kembali Gelar Charity Program Berbagi Kebaikan Pada Anak Panti

4) Poin terakhir adalah tentang memahami dan mempromosikan wacana dan pemikiran politik Imam Khomeini (RA) di era sekarang. Perkembangan terakhir di kawasan, dan "Operasi Badai Al-Aqsha" yang menjadi puncaknya, telah melipatgandakan penting dan perlunya masalah ini, yaitu mempromosikan wacana dan pemikiran politik Imam Khomeini (RA)di era sekarang.

Telah berulang kali ditekankan bahwa pemikiran Imam Khomeini (RA) tidak terbatas pada waktu dan tempat tertentu. Pemikiran Imam Khomeini yang bersifat trans-temporal dan trans-lokalitas telah menyebabkan meningkatnya keinginan di berbagai belahan dunia untuk memahami dasar-dasar karakteristik keagamaan dan intelektualnya.

Baca juga : Tanggal 2 Februari 2024 Hari Apa? Ternyata Ada Perayaan Dan Sejarah Penting Ini

Merenungkan pemikiran-pemikiran Imam Khomeini (RA), termasuk "Perlawanan terhadap dominasi dan penindasan", "Membantu kaum tertindas di dunia", dan "Persatuan umat Islam dalam mewujudkan satu umat", dan sebagainya, akan memiliki peran penting dalam memahami, menganalisa, dan mengambil langkah dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat di kawasan dan dunia.

Penekanan Pemimpin Besar Revolusi Islam yang bijak bahwa Revolusi Islam Iran yang dikenal dengan nama Imam Khomeini (RA) didasarkan pada dasar-dasar intelektual dan prinsip-prinsip wacana ini. Menjelaskan jalan ini adalah misi besar dan tanggung jawab setiap orang, dan kesuksesan di dalamnya akan identik dengan kemenangan Islam dan tegaknya keadilan sejati di dunia. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.