Dark/Light Mode

Investigasi Dugaan Kerja Sama Presiden Dengan Rusia

FBI Vs Trump Makin Dingin

Senin, 14 Januari 2019 11:46 WIB
Donald Trump keluar dari mobil kepresidenan menuju kantor FBI awal Desember lalu. (Foto : Istimewa).
Donald Trump keluar dari mobil kepresidenan menuju kantor FBI awal Desember lalu. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Langkah Biro Penyelidikan Federal (FBI) menginvestigasi kemungkinannya bekerja untuk Rusia, membuat Presiden Amerika Serikat Donald Trump geram. Hubungan FBI dengan Trump makin panas. Rasa kesalnya dituangkan Trump dalam bentuk ocehan di Twitter. Trump mencuitkan tuduhan-tuduhan yang menunjukkan, FBI sengaja membuat tuduhan miring kepadanya.

Langkah FBI diberitakan The New York Times. FBI juga disebut menyelidiki dugaan Trump menghalangi penyelidikan. Investigasi itu ke penyelidikan yang lebih luas oleh Penasihat Khusus Robert Mueller untuk kasus dugaan campur tangan Rusia dalam Pemilu Presiden AS 2016.

Baca juga : Jokowi Silaturahmi Dengan Para Guru Di Istana

“Wow, baru tahu dari New York Times bahwa mantan pemimpin FBI yang korup, hampir semua yang dipecat atau dipaksa meninggalkan agensi karena beberapa alasan yang sangat buruk, membuka penyelidikan terhadap saya, tanpa alasan dan tanpa bukti, setelah saya memecat Si Pembohong James Comey. Sungguh tak bermoral!” kicau Trump lewat akun Twitter-nya, Sabtu (12/1).

Comey dipecat Trump 2017. “FBI benar-benar sudah curang di bawah kepemimpinan Comey yang buruk. Pemecatan James Comey yang saya lakukan adalah hari yang hebat bagi Amerika,” cetus Trump. Dia menggambarkan Comey sebagai “Polisi yang tak jujur yang sepenuhnya dilindungi sahabatnya, Rob Mueller.”

Baca juga : Menhut Didatangi Orang Tak Dikenal Di Polandia

Laporan The New York Times menyebut bahwa FBI telah curiga dengan hubungan Trump dan Rusia selama kampanye Pilpres 2016. Namun, belum ada bukti yang menunjukkan kontak langsung secara rahasia antara Trump dengan Rusia.

Trump berulang kali mengkritik penyelidikan Mueller sebagai “perburuan penyihir” dan melihatnya sebagai upaya untuk menodai legitimasi dirinya sebagai presiden.

Baca juga : Jokowi: Jangan Ada Mark Up

Sekretaris pers Trump, Sarah Sanders mengatakan, tudingan terbaru kepada Presiden itu “tidak masuk akal”. “James Comey dipecat karena dia peretas partisan yang tercela. Presiden Trump benar-benar keras terhadap Rusia,” tegasnya.

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, yang adalah Direktur CIA saat penyelidikan itu mulai dilakukan, menolak untuk mengomentari laporan The New York Times. “Gagasan bahwa Presiden Trump adalah ancaman bagi keamanan nasional Amerika adalah benar-benar menggelikan,” kilahnya. [NYP/DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.