Dark/Light Mode

Mau Bangun Pangkalan Militer Di Brunei Dan Singapura

Inggris Redam Pengaruh China

Jumat, 11 Januari 2019 14:33 WIB
Kapal perang HMS Duncan tipe 45 menjadi salah satu kapal yang sering dipakai Inggris untuk berpatroli dan mengunjungi negara sahabat untuk melakukan portcall (kunjungan pelabuhan). Kapal ini akan lebih sering terlihat di kawasan Asia jika Inggris memiliki pangkalan militer di sana. (Reuters Photo)
Kapal perang HMS Duncan tipe 45 menjadi salah satu kapal yang sering dipakai Inggris untuk berpatroli dan mengunjungi negara sahabat untuk melakukan portcall (kunjungan pelabuhan). Kapal ini akan lebih sering terlihat di kawasan Asia jika Inggris memiliki pangkalan militer di sana. (Reuters Photo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Inggris berencana membangun pangkalan militer di Singapura dan Brunei demi meredam pengaruh China di kawasan Asia Tenggara. Langkah Inggris, kabar baik bagi Amerika Serikat.

Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson mengatakan kepada media berita Inggris, The Telegraph, langkah itu akan mengembalikan Inggris menjadi pemain global setelah keluar dari Uni Eropa. Keberadaan pangkalan militer Inggris di Asia bisa membawa kabar baik bagi sekutu Amerika Serikat di Asia. Pasalnya, dengan kebijakan "America First" Donald Trump, pengarus AS di Asia melemah.

Baca juga : Menteri Rini Turun Ke Dapur Korban Tsunami

Langkah Inggris dinilai bisa menggantikan AS meredam pengaruh China di kawasan. Dengan adanya pangkalan militer, kapal-kapal Inggris bisa bergabung dengan kapal-AS untuk mengadakan latihan-latihan kelautan berkala. "Mereka (Inggris) harus bekerja sama dengan AS, jika tidak, itu tidak masuk akal. Mereka akan bergabung dengan AS dalam apa yang disebut, kebebasan operasi pelayaran," kata pengamat dari the Nasional University of Singapore, Eduardo Araral.

Sikap China yang mengklaim kepemilikan hampir seluruh wilayah Laut China Selatan (LCS) perairan membuat geram sejumlah negara ASEAN. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam menentang klaim kedaulatan maritim China. Tetapi mereka tidak memiliki kekuatan memadai. Karena negara komunis itu menggunakan keunggulan teknologi dan ekonominya untuk mengembangkan kekuatan kelautannya.

Baca juga : Resmikan Program English For West Java

China mengubah gugusan pulau-pulau kecil di sana dan memanfaatkannya untuk tujuan militer. China mengklaim sekitar 90 persen laut yang membentang dari Hong Kong sampai Borneo, meliputi daerah seluas 3,5 juta kilometer persegi. China dan negara-negara lain di Asia memperebutkan laut itu karena kandungan ikan dan bahan bakar fosilnya. Pemerintah Inggris sendiri tidak mempunyai klaim atas kawasan itu. 

AS secara teratur mengirim kapal-kapal angkatan lautnya untuk menekan China. Misi itu disebut, "kebebasan operasi pelayaran". Agustus lalu, Pemerintah China melayangkan keluhan setelah kapal perang Inggris berlayar dekat Kepulauan Paracel dan melewati LCS.

Baca juga : Pengaruh China Lebih Besar Dari AS, Negara-negara ASEAN Hati-hatilah...

Dilansir SCMP, Xu Liping, profesor di Institut Studi Asia-Pasifik di Chinese Academy of Social Sciences menyebut langkah Inggris, "Jelas sekali untuk melawan pengaruh China di LCS". Awal bulan ini, sebuah kapal perang AS melewati perairan di lepas Kepulauan Paracel, yang dikuasai China, meskipun Vietnam juga mengklaim daerah itu. Jepang dan Australia juga mengirim kapal mereka sendiri untuk mengendalikan China, meskipun tidak sering. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.