Dark/Light Mode

Pemilu Iran Lanjut Ke Putaran 2, Mantan Menkes Reformis Ketemu Anti Barat

Sabtu, 29 Juni 2024 20:41 WIB
Kandidat Presiden Iran Saeed Jalili (kiri) dan Masoud Pezeshkian (kanan). (Foto: Getty Images via CNN)
Kandidat Presiden Iran Saeed Jalili (kiri) dan Masoud Pezeshkian (kanan). (Foto: Getty Images via CNN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Iran kini bersiap menyambut putaran kedua Pilpres pada 5 Juli mendatang, karena tak satu pun kandidat sukses mendulang angka lebih dari 50 persen pada Pilpres 28 Juni lalu.

Juru Bicara Komisi Pemilihan Iran Mohsen Islami mengumumkan, pemilu putaran pertama ini mengunggulkan Masoud Pezeshkian dengan angka 10.415.991 (42,5 persen) dan Saeed Jalili 9.473.298 (38,6 persen).

Sementara dua rival lainnya: Mohammad Bagher Qalibaf dan Mostafa Pourmohammadi, masing-masing hanya mengantongi 3.383.340 dan 206.397 suara.

Angka tersebut diperoleh dari hasil penghitungan kotak suara di 58.640 TPS di seluruh negeri dan 344 lainnya di luar negeri.

Baca juga : 4 Cafe Dan Resto Di Semarang Ini Sajikan Menu Unik Dan Otentik

Hasil ini akan ditinjau oleh Guardian Council, badan yang terdiri dari 12 anggota yang bertugas mengawasi pemilihan dan undang-undang, sebelum kedua kandidat berkampanye lagi.

Sesuai UU Pemilu Iran, pemilihan putaran kedua antara dua kandidat teratas diadakan pada Jumat pertama setelah hasil pemilu diumumkan, jika tidak ada yang memperoleh 50 persen+1 suara.

Sekilas Pezeshkian & Jalili

Pezeshkian yang dikenal sebagai ahli bedah jantung dan politisi reformis, adalah mantan Menteri Kesehatan dan Pendidikan Medis (2001-2005).

Wajah Pesezhkian yang moderat, diyakini dapat memudahkan negara-negara Barat untuk melakukan pembicaraan dengan Iran. Terutama mengenai masalah nuklir, masalah regional dan perdagangan.

Baca juga : Daud Ditantang Petinju Argentina

Namun, Pezeshkian menyatakan siap mengikuti segala arahan Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei, terkait kebijakan asing.

Sementara Jalili, dikenal sebagai tokoh ultrakonservatif yang tak kenal kompromi dengan Barat. Dia adalah penasihat keamanan utama Khamenei dan mantan tentara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dalam perang Iran-Irak selama satu dekade.

Partisipasi Rendah 

Pilpres Iran kali ini, tercatat sebagai pemilu dengan partisipasi pemilih terendah sejak Republik Islam Iran berdiri pada tahun 1979. 

"Dari total 60 juta pemilih yang memenuhi syarat, hanya 24 juta orang yang memberikan suara atau hanya 40 persen, kata Eslami.

Baca juga : SYL Instruksikan Jajarannya Tolak Permintaan Proyek, Termasuk Dari Keluarga

Pemilihan cepat diadakan setelah Presiden Ebrahim Raisi meninggal dalam musibah kecelakaan helikopter di wilayah barat laut Iran, bersama Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan pejabat lainnya pada 19 Mei 2024.

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.