Dark/Light Mode

Pasca Iran Ngaku Tembak Pesawat Ukraina, Gelombang Protes Merebak di Teheran

Minggu, 12 Januari 2020 08:28 WIB
Massa demo di Teheran, Iran, yang merutuki penembakan terhadap pesawat Ukraine Internasional Airlines, Sabtu (11/1). (Foto: Twitter)
Massa demo di Teheran, Iran, yang merutuki penembakan terhadap pesawat Ukraine Internasional Airlines, Sabtu (11/1). (Foto: Twitter)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengakuan pemerintah Iran yang menyebut militernya bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Ukraina, yang menewaskan 176 orang pada Rabu (8/1), memicu protes warga Iran.

Mereka mendesak Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei untuk mundur dari jabatannya.

"Komandan (Khamenei) mundur, mundur," demikian teriakan ratusan peserta aksi demo di depan Universitas Amir Kabir, Teheran, Sabtu (11/1).

Netizen lainnya tak habis pikir, mengapa pesawat diizinkan lepas landas di tengah tensi politik Iran yang begitu tinggi.

Sementara itu, Kantor Berita Fars melaporkan, polisi Iran membubarkan para mahasiswa yang meneriakkan slogan-slogan "radikal" dalam aksi demo di Teheran.

Mahasiswa itu meneriakkan slogan-slogan yang mengecam "pembohong", serta menuntut pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap penembakan pesawat tersebut, agar mundur dan menyelesaikan tanggung jawabnya.

Baca juga : Iran Tidak Cukup Cuma Minta Maaf

Fars juga melaporkan, para mahasiswa tersebut meneriakkan slogan-slogan "destruktif" dan "radikal".

Sebelumnya pada hari Sabtu (11/1), Iran mengatakan militernya telah menembak jatuh pesawat Ukraina. Dan itu adalah suatu kesalahan besar.

Militer mengklaim pertahanan udara telah keliru menembakkan rudal, dalam periode peringatan yang diberlakukan setelah rudal Iran menyerang sasaran AS di Irak.

Pengakuan jujur Iran bahwa pihaknya adalah pihak yang bertanggung jawab atas musibah kecelakaan pesawat tersebut, baru disampaikan pada Sabtu (11/1), atau tiga hari setelah kejadian.

IRGC Minta Maaf

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, meminta maaf kepada seluruh warga Iran, dan menyatakan siap bertanggung jawab penuh atas kecelakaan pesawat.

Baca juga : Rudalnya Dituding Jatuhkan Pesawat Ukraina, Iran Terpojok

Komandan Garda Senior Amir Ali Hajizadeh mengatakan, dia telah memberi tahu pihak berwenang Iran pada hari Rabu (8/1), tentang serangan rudal yang tak sengaja.

Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan, mengapa setelah beberapa hari, pihak berwenang Iran tak mengungkap hal itu.

"Begitu mendengar berita kecelakaan pesawat itu, rasanya saya ingin mati," ujar Amir Ali, kepada stasiun TV milik pemerintah Iran.

Di lain pihak, Ukraina menuntut permintaan maaf dan kompensasi resmi kepada pemerintah Iran atas musibah tersebut.

Sementara PM Kanada Justin Trudeau menyerukan "penyelidikan lengkap dan menyeluruh", dengan kerja sama penuh Iran.

Mengutip pernyataan awal militer atas kecelakaan tersebut, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mencuit di Twitter bahwa "human error yang telah menyebabkan kecelakaan itu, terjadi pada masa krisis disebabkan oleh petualangan AS yang mengarah pada bencana".

Baca juga : Iran Ogah Serahkan Black Box Pesawat Milik Ukraina ke Boeing

Pernyataan militer tersebut mengatakan, pesawat itu terbang mendekati situs Garda Revolusi yang sensitif, pada saat siaga tinggi.

Namun, pihak Ukraina mengatakan, pesawat itu dalam koridor penerbangan normal. Organisasi Penerbangan Sipil Iran juga mengatakan, pesawat itu tidak membelok dari jalur normal.

Sementara Ukraine International Airlines menyesalkan sikap Iran, yang tidak menutup bandara. "Sangat disayangkan, kami tidak menerima indikasi menghadapi ancaman, dan diizinkan untuk tinggal landas," ujar maskapai tersebut.

Soal ini, para analis mengatakan, penyelidikan hampir pasti akan mengungkapkan tanda-tanda pada pesawat yang hancur akibat serangan rudal. "Tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk menutupi atau menyembunyikannya," kata Anthony Brickhouse, Pakar Keselamatan Udara Universitas Aeronautika Embry-Riddle, dan mantan penyelidik Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS. "Bukti adalah bukti," tegasnya.

Musibah ini kembali mengingatkan publik pada insiden tahun 1988. Saat kapal perang AS menembak jatuh sebuah pesawat Iran, dan menewaskan 290 orang. Ketika itu, Washington mengklaim peristiwa itu murni kecelakaan. Sedangkan Teheran, menganggap pihak AS telah sengaja melakukannya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.