Dark/Light Mode

Rekaman Kritikan Terhadap Presiden Zelensky Bocor, PM Ukraina Pilih Mundur

Jumat, 17 Januari 2020 17:17 WIB
PM Ukraina Oleksiy Honcharuk (Foto: Facebook Page)
PM Ukraina Oleksiy Honcharuk (Foto: Facebook Page)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri (PM) Ukraina Oleksiy Honcharuk memutuskan mundur dari jabatannya pada hari ini, Jumat (17/1). Keputusan tersebut diambil Honcharuk, beberapa hari setelah rekaman percakapannya yang menyebut Presiden Volodymyr Zelensky tak tahu apa-apa soal ekonomi, bocor ke publik.

Dalam postingan di Facebook Page-nya, Honcharuk mengaku telah mengirimkan surat pengunduran diri tersebut ke Presiden Zelensky.

"Sebagai Perdana Menteri, saya bertugas mengimplementasikan program yang dibuat Presiden. Bagi saya, dia adalah sosok yang transparan dan sopan," tulis Honcharuk, yang menjabat PM Ukraina sejak 29 Agustus 2019.

"Namun, untuk menghilangkan semua keraguan terhadap respek dan kepercayaan kami terhadap Presiden, saya telah menulis surat pengunduran diri. Surat tersebut dikirim ke Presiden, sebagai pengantar ke parlemen," sambungnya.

Baca juga : Pesawat Jatuh di Iran Tewaskan 176 Orang, Presiden Ukraina Sampaikan Belasungkawa

Sekadar latar, awal pekan ini, sebuah rekaman audio muncul ke permukaan. Rekaman tersebut memuat pernyataan Honcharuk, yang meremehkan pemahaman Zelenskiy tentang ekonomi.

PM kelahiran 7 Juli 1984 itu mengatakan, rekaman tersebut merupakan kompilasi "fragmen pertemuan pemerintah yang direkam".

Ia pun menyalahkan "kelompok-kelompok berpengaruh" yang tak teridentifikasi, yang membuatnya seolah tak menghormati presiden. "Itu tidak benar," tegas Honcharuk.

Pada Kamis (16/1), anggota parlemen dari Partai Oposisi Platform-For Life menuntut pengunduran diri Honcharuk.

Baca juga : Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, TNI Siap Koordinasi Dengan Polri

Anggota parlemen tersebut menuding Honcharuk dan kabinetnya, telah mendiskreditkan Presiden Ukraina dan memperburuk krisis ekonomi di negara itu.

Namun, anggota partai berkuasa dari Partai Rakyat mengatakan, tak ada alasan bagi Honcharuk untuk mundur.

Sementara itu, pemerintahan Zelenskiy mengkonfirmasi, pihaknya telah menerima surat pengunduran diri Honcharuk, dan akan mempertimbangkannya.

Terkait hal ini, Kepala Lembaga Think Tank Penta Volodymyr Fesenko mengatakan, dalam skandal ini, berbagai kekuatan politik terlihat memperjuangkan posisi perdana menteri.

Baca juga : Ngabalin Bilang, Ketua KPK Kekanak-kanakan

Ia memprediksi, Honcharuk akan tetap menjabat perdana menteri.

"Surat tersebut tampaknya tidak akan diterima. Zelensky tak ingin kehilangan Honcharuk," ujarnya kepada The Associated Press, seperti dikutip Time, Jumat (17/1). [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.