Dark/Light Mode

Merasakan Karantina Di Ujung New York (Bagian 2)

Kuliah Online, Profesor Belajar Aplikasinya Dari Mahasiswa

Minggu, 5 April 2020 07:00 WIB
Kuliah online/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Kuliah online/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Virus Corona di Amerika Serikat (AS) telah menginfeksi ribuan orang. Negara adidaya itu kini jadi pusat pandemi Corona dunia. Episentrumnya, berada di New York. Kota yang selama ini dikenal sebagai “the city that never sleeps” (kota yang tak pernah tidur), akhirnya dipaksa tidur atau di-lockdown sampai pertengahan April. Berikut ini artikel yang ditulis Givary Muhammad, mahasiswa asal Indonesia, semester akhir di State University of New York (SUNY), yang turut merasakan suasana lockdown atau karantina di sana. 
 
Kegiatan perkuliahan seluruhnya online. Gara-gara Virus Corona, semua civitas academic dipaksa paham dan melek teknologi di urusan e-learning. Sebagian besar mahasiswa, sudah terbiasa menggunakan platform virtual. Tapi ini jadi problema, bagi sebagian profesor, dosen kami. 

Salah satu profesor ilmu hukum di kampus, sudah sangat senior, sangat dihormati. Selama ini, sang profesor tidak pernah menggunakan UB Learns, platform distance learning, milik Universitas, yang digunakan untuk meng-upload atau menyimpan materi pelajaran. Tapi, sejak kelas beralih ke online, Profesor mau tak mau pakai aplikasi ini. 

Antara lucu dan seru. Sebab, sebelum kelas online ilmu hukum dimulai, Profesornya bertanya dulu ke mahasiswa, bagaimana cara menggunakan teknologi itu. Jadi, selama beberapa saat, para mahasiswa bersabar menanti upload materi kuliah, menunggu Profesor mempelajari platform online

Baca juga : Wisuda Mei, Entah Gimana Jadinya...

Semua kampus di Amerika Serikat, termasuk SUNY at Buffalo, tempat saya kuliah, kini terhubung dengan dua platform yang nyaman untuk kelas online, yaitu Zoom dan Webex. Di Indonesia, sejumlah pejabat, termasuk Presiden Jokowi, saya lihat, menggunakan platform Zoom saat virtual meeting dengan menteri-menterinya. 

Dua platform ini, sebetulnya mirip dengan Skype dan WhatsApp Video Call yang lebih dulu terkenal. Bedanya, Zoom dan Webex bisa men-share materi mengajar, bersamaan saat video call. Selain itu, background saat online bisa disesuaikan.

Dari enam mata kuliah yang saya ambil di semester akhir ini, satu di antaranya memakai Webex, satu lagi Zoom. Sisanya, profesor kami, para dosen mengirimi video, berisi rekaman saat dirinya mengajar bab-bab tersisa di perkuliahan. Banyak dosen merasa lucu. Berpuluh-puluh tahun terbiasa di depan kelas, bertatap muka dengan mahasiswa. Sekarang berubah. Mengajar di depan webcam komputer. Atau, mengajar tanpa kehadiran mahasiswa di ruang kelas dan harus membuat liverecording. Itu tentang kegiatan belajar mengajar. Belum ulangan harian, ujian tengah semester dan sebentar lagi, ujian akhir semester. 

Baca juga : Berhasil Kelola Lingkungan, Pertagas Sabet Proper Emas Dari KLHK

Terkait segala macam tes dan ujian, UB Learn milik Universitas, termasuk platform yang cukup canggih. E-learning ini bisa membantu dosen-dosen saat menyelenggarakan tes harian atau ujian secara online.

Meski canggih, tapi rupanya rentan. Beberapa hari terakhir, ramai kasus menyontek massal saat ujian online di kampus. Rupanya, ada sejumlah mahasiswa yang nakal. Meng-copy paste pertanyaan ujian ke Google, atau membuka bahan pelajaran yang tersedia dalam platform UB Learn, di saat ujian. Akibatnya, banyak jawaban ujian mahasiswa menjadi serupa tapi tak sama. Beberapa dosen dikabarkan marah. Pihak Rektorat melakukan penyelidikan, dan terus memperbaiki sistem di platform itu. 

Belakangan, aplikasi dan platform anti mencontek mulai bermunculan di Amerika. Saat menggunakan aplikasi anti contek, maka webcam komputer milik mahasiswa selama ujian, akan tersambung dan bisa dimonitor oleh dosen. Jika mahasiswa membuka link-link terkait keperluan untuk mencari atau mencontek jawaban tes, bisa ketahuan. Ini kecanggihan teknologi. 

Baca juga : Pulihkan Korban Trauma, Pertamina Bangun Sekolah Anak Percaya Diri di Makassar

Ya, gara-gara virus Corona, semuanya jadi berbeda. Bahkan, kami yang termasuk generasi milenial pun, masih merasa gaptek, dengan berbagai jenis teknologi distance learning. (Bersambung)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.