Dark/Light Mode

Tanpa Menebar Ketakutan, Jurus Sukses Atasi Covid-19 dari Pemimpin Perempuan

Sabtu, 18 April 2020 13:05 WIB
(Searah jarum jam) Angela Merkel, Tsai Ing-wen, Jacinda Ardern, Katrín Jakobsdóttir, Sanna Marin, Erna Solberg, Mette Frederiksen. (Foto Forbes)
(Searah jarum jam) Angela Merkel, Tsai Ing-wen, Jacinda Ardern, Katrín Jakobsdóttir, Sanna Marin, Erna Solberg, Mette Frederiksen. (Foto Forbes)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mencari contoh kepemimpinan sejati dalam krisis? Dari Islandia ke Taiwan dan dari Jerman ke Selandia Baru, para pemimpin perempuan ini menunjukkan kepada dunia bagaimana mengatasi masalah dalam negeri mereka akibat Covid-19. Apa yang mereka ajarkan pada kita?

Melansir Forbes.com, Islandia, Taiwan, Selandia Baru, Finlandia, dan Denmark hingga Jerman menunjukkan contoh nyata negara yang dipimpin perempuan dengan lembut dan tegas dalam menangani krisis pandemi.

Banyak yang beropini negara-negara tersebut sukses karena ukurannya yang kecil dan sebagainya. Usaha yang mencoba menafikan aksi para pemimpin perempuan tersebut. Namun demikian, mereka memberikan gambaran cara alternatif yang menarik dalam menggunakan kekuatannya dalam mengatasi krisis akibat pandemi Covid-19.

Terdapat tiga hal yang para pemimpin perempuan ajarkan kepada dunia. Pertama, adalah soal kejujuran dan ketegasan.

Kanselir Jerman Angela Merkel yang biasanya tampil di publik hanya untuk pernyataan Natal, seketika menggelar pengumuman disiarkan di televisi ketika kabar wabah Covid-19 mencuat.

Dengan tenang Merkel berpidato. Dia mengatakan kepada rakyat sebangsanya jika ada sesuatu yang serius akan menginfeksi 70 persen populasi.

Baca juga : Putus Rantai Penyebaran Covid-19, Pemkot Bekasi Siap Terapkan PSBB

"Ini serius," tegasnya. Dia meminta semua pihak menganggapinya dengan serius. Kemudian, memulai pengujian.

Jerman melompati fase penolakan, kemarahan, dan ketidakjujuran yang telah dunia lihat di negara-negara lain. Jumlah infeksi dan kematian di Negeri Panzer itu, kini di bawah negara tetangga Eropanya.

Selanjutnya, Jerman akan membuka sekolah pada 4 Mei dan mengizinkan beberapa toko yang saat ini tutup untuk beroperasi kembali. Namun, kebijakan pembatasan sosial tetap berlaku. 

Di Taiwan, Presiden Tsai Ing-wen cepat melakukan pengujian. Dari awal dia langsung mengambil sikap. Januari, dia memperkenalkan 124 langkah untuk membendung penyebaran virus tanpa harus melakukan karantina wilayah atau lockdown

Taiwan kini mengirim 10 juta masker ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Pengelolaan krisis virus terbaik di dunia sepertinya jatuh kepada kepulauan ini. Hingga kini, Taiwan hanya melaporkan enam kematian karena Covid-19.

Selandia Baru memiliki pemimpin perempuan yang tegas dan tangguh. Jacinda Ardern dengan tegas melakukan karantina wilayah meski jumlah infeksi dan kematian masih minim. Dia juga melarang orang asing masuk ke Negeri Kiwi itu. Kejelasan dan ketegasan Ardern tentu menyelamatkan Selandia Baru dari lonjakan jumlah penyebaran virus. Pada pertengahan April pun Selandia Baru hanya mencatat empat kematian akibat Covid-19.

Baca juga : Bansos Penanggulangan Covid-19 Harus Tepat Sasaran

Kedua, adalah teknologi. Islandia, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Katrín Jakobsdóttir menawarkan pengujian virus Covid-19 secara gratis untuk semua warga negaranya. Sebagian besar negara melakukan tes terbatas, hanya bagi orang dengan gejala aktif.

Islandia secara proporsional dengan populasinya, negara ini telah melakukan skrining lima kali lebih banyak dari orang Korea Selatan. Dengan menerapkan sistem pelacakan menyeluruh, Islandia tidak perlu melakukan kebijakan karantina wilayah atau menutup sekolah.

Sedangkan Perdana Menteri Sanna Marin (34), kepala negara termuda di dunia ketika dia terpilih Desember lalu di Finlandia memanfaatkan gaya anak zaman now dalam mengatasi Covid-19.

Marin menggandeng influencer media sosial sebagai agen utama dalam memerangi krisis corona karena tidak semua orang membaca berita di media. Para influencer dari segala usia menyebarkan informasi berbasis fakta tentang pengelolaan pandemi.

Ketiga, adalah cinta. Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, memiliki ide inovatif menggunakan televisi untuk berbicara langsung dengan anak-anak di negaranya.

Solberg mengadakan konferensi pers singkat tiga menit seperti yang telah dilakukan Perdana Menteri Denmark  Mette Frederiksen beberapa hari sebelumnya. Jumpa pers singkat ini khusus untuk anak-anak. Orang dewasa tidak diizinkan melihatnya. Dia menjawab pertanyaan anak-anak dari seluruh negeri, dan  meluangkan waktu untuk menjelaskan alasan untuk tidak apa-apa merasa takut. Ide tersebut membuat orang-orang terharu.

Baca juga : Menteri RI Usulkan Penanganan Covid-19 di Pertemuan ASEAN

Secara umum, empati dan kepedulian yang telah dikomunikasikan semua pemimpin perempuan ini berasal dari naluri, daripada yang biasa dilakukan secara umum. Para pemimpin perempuan itu memeluk warganya. 

Yuk dibandingkan dengan para pemimpin yang kebanyakan menakut-nakuti, saling menyalahkan, dan menghakimi, hingga menjelek-jelekan negara lain bahkan para jurnalisnya. Lihatlah kepemimpinan Donald Trump di Amerika Serikat, Jair Bolsonaro di Brazil, Andrés Manuel López Obrador di Meksiko, Narendra Modi di India, Rodrigo Duterte di Filipina, Viktor Mihály Orban di Hongaria, Vladimir Putin di Rusia, Benjamin Netanyahu di Israel, dan sebagainya.

Banyak penelitian yang menilai gaya kepemimpinan perempuan berbeda dan bermanfaat. Sayangnya terlalu banyak organisasi dan perusahaan serta kelompok politik bahkan kaum perempuan sendiri berupaya agar perempuan berperilaku seperti laki-laki jika mereka ingin memimpin atau berhasil.

Semoga dari uraian ini ada manfaat yang bisa dipetik. Dari langkah para pemimpin perempuan itu,  bisa jadi studi kasus dari tujuh sifat kepemimpinan ingin dipelajari laki-laki. Dapat lihat di https://hbr.org/2020/04/7-leadership-lessons-men-can-learn-from-women. Ini saatnya kita menyadari. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.