Dark/Light Mode

10 Negara Terancam Kelaparan

Alhamdulillah, Indonesia Tak Masuk Catatan PBB

Kamis, 23 April 2020 07:16 WIB
Ilustrasi kelaparan akibat virus corona. (Foto: AFP)
Ilustrasi kelaparan akibat virus corona. (Foto: AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan dunia terancam kelaparan akibat pandemi corona (Covid-19). Dunia diminta bersatu cegah bencana tersebut.

Kepala Program Pangan Dunia (WFP), David Beasley mengatakan, karena corona jumlah orang kelaparan bisa melonjak dari 135 juta jiwa menjadi 250 juta jiwa. Karena itu diperlukan aksi cepat untuk menghindari bencana tersebut.

Dalam laporannya, WFP menyebutkan ada 10 negara yang paling berisiko kelaparan karena corona. Mereka adalah Yaman, Republik Demokratik Kongo, Afghanistan, Venezuela, Ethiopia, Sudan Selatan, Sudan, Suriah, Nigeria dan Haiti.

Baca juga : Garuda Indonesia Top Soal Kesejahteraan Karyawan

“Jutaan warga sipil yang tinggal di negara konflik, termasuk banyak anak-anak dan wanita, semakin dihadapkan pada risiko kelaparan,” ujarnya seperti dikutip dari APF, kemarin.

Beasley menuturkan, tahun lalu Sudan melaporkan 61 persen penduduknya terdampak krisis makanan. Bahkan sebelum pandemi corona melanda, sebagian wilayah Afrika Timur dan Asia Selatan sudah menghadapi kekurangan pangan parah yang disebabkan oleh kekeringan, dan serangan belalang terburuk selama beberapa dekade.

Oleh karena itu, Beasley menegaskan dunia harus bertindak bijak dan bertindak cepat. “Kita tidak punya waktu untuk berleha-leha agar seperti yang dikisahkan Al Kitab tidak terjadi,” ungkapnya.

Baca juga : Anarko, Awas Lu Kalau Berani!

Dia yakin dengan keahlian dan kemitraan antarnegara, pandemi corona tidak akan berujung pada bencana krisis manusia dan pangan. “Kita harus bersatu dan menggalang program yang saat ini kita anggap perlu,” sebutnya.

Beasley mengakui krisis global saat ini sebagai bencana kemanusiaan terburuk sejak Perang Dunia Kedua. Jangan ada yang menafikan apa yang terjadi saat ini. “Terlebih sebelum krisis ke sehatan global ini datang,” imbuhnya.

Akan ada 30 juta orang lebih, tambahnya, yang bisa mati dalam hitungan bulan jika PBB tidak mendapatkan lebih banyak dana dan makanan. "Banyak dari kalangan ekonomi atas yang bilang ke saya, mereka tidak akan lepas tangan atas krisis ini. tapi mereka juga harus menghitung keuangannya,” ucap Beasley.

Baca juga : 400 Ribu Orang Terancam Kena PHK, Kartu Pra-Kerja Ditambah Jadi 6 Juta

Bahkan Beasley memperingatkan kekacauan karena pandemi corona tak memandang strata kemampuan seseorang. “Dengan satu atau lain cara, dunia harus menghadapi semua ini. Jadi lebih baik kita bekerjasama berdasarkan fakta, bukan rasa takut,” tegasnya.

Ekonom Senior WFP, Arif Husain mengatakan, dampak ekonomi dari pandemi ini berpotensi menjadi bencana bagi jutaan manusia yang terbiasa bergantung pada kehidupan orang lain. “Ini adalah pukulan bagi jutaan orang yang hanya bisa makan jika mereka mendapat upah,” pungkasnya.

Lockdown dan resesi ekonomi global telah menghancurkan penghasilannya. Hanya perlu satu kejutan lagi untuk mendorong mereka berada ke titik yang paling kronis. “Jadi sekarang kita harus bertindak bersama untuk mengurangi dampak dari bencana global ini,” ucap Husein. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.