Dark/Light Mode

Ramadan Di Tengah Corona, Ulama Turki Ajak Doakan Petugas Medis

Minggu, 26 April 2020 20:11 WIB
Fethullah Gulen. (Foto: Financial Time)
Fethullah Gulen. (Foto: Financial Time)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ramadan tahun ini akan berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya masjid di seluruh dunia ditutup karena ada corona. Sehingga masyarakat tidak bisa salat tarawih berjamaah.

"Tahun ini yang biasanya berkumpul bersama untuk berbuka puasa dan berbagi makanan buatan sendiri tidak bisa dilakukan. Dan pusat perbelanjaan, kafe, dan jalan-jalan akan sepi, ketika mereka biasanya menjadi lebih hidup setelah gelap," ujar ulama ternama Turki, Fethullah Gulen dalam pesan Ramadannya, seperti dilansir NBC, Minggu (26/4).

Meski dunia tengah bergulat dengan wabah corona, ritual tahunan Ramadan akan tetap berjalan dengan baik dan khusyuk. Sepanjang Ramadan, sekitar 1,8 miliar muslim di dunia akan berpuasa, menghabiskan waktu membaca Al-Quran, dan melantunkan doa-doa agar menjadi lebih dekat dengan Tuhan.

"Tapi tahun ini, yang dikecualikan tidak puasa selain anak kecil, musafir, ibu hamil dan siapa saja yang sakit, sekarang diperluas untuk mereka yang merasakan gejala Covid-19," lanjutnya.

Baca juga : Bawang Merah Asal Pati Siap Guyur Pasokan Jelang Lebaran

Pada tahun ini, banyak doa yang dilantunkan untuk perawat, dokter dan karyawan lainnya yang berada di garis depan penanganan corona. Menurut Gulen, di mata Tuhan, menyelamatkan hidup manusia dan memberi manfaat bagi umat manusia adalah mulia. 

Bahkan, kata dia, Al-Quran menyamakan menyelamatkan hidup satu manusia sama dengan menyelamatkan seluruh umat manusia. Nabi Muhammad SAW juga mengatakan bahwa manusia yang terbaik adalah mereka yang bermanfaat bagi manusia lain.

"Kita juga wajib membantu tetangga dan masyarakat yang menghadapi ancaman penyakit, kesedihan, kesulitan ekonomi, dan kesepian karena harus melakukan isolasi mandiri," kata Gulen.

Menurut dia, yang paling sulit dilakukan banyak orang adalah untuk membatasi diri bertemu dengan keluarga saat Ramadan karena adanya kebijakan pembatasan dari pemerintah. Dia meminta, masyarakat untuk tetap patuh terhadap kebijakan pemerintah untuk kebaikan bersama.

Baca juga : Perusahaan Mulai Telat Bayar Bunga MTN, Indonesia Bisa Tiru Langkah The FedĀ 

"Nabi Muhammad SAW pernah menyarankan untuk mengkarantina sebuah kota jika terjadi wabah penyakit menular," sambungnya.

Gulen menyarankan, kondisi saat ini dimanfaatkan untuk melakukan introspeksi hubungan dengan Tuhan, dan keluarga. Kondisi ini juga menjadi kesempatan untuk melepaskan diri dari kesibukan kehidupan sehari-hari dan mencurahkan waktu untuk Tuhan, memperdalam iman, pengetahuan, dan ibadah.

"Saya berharap para pemuka agama akan mengingatkan jemaahnya tentang peluang ini," lanjutnya.

Periode ini juga memaksa masyarakat untuk mengandalkan internet dan teknologi untuk meningkatkan keimanan. Sepanjang sejarah, utusan Tuhan dan mereka yang berjuang untuk pencerahan umat manusia selalu menggunakan alat untuk menyebarkan pesannya. 

Baca juga : Makin Hari Makin Menggembirakan

Dia juga meminta, masyarakat tidak saling menyalahkan terkait pandemi corona. "Memasuki bulan Ramadan, kita harus mengabdikan diri untuk membantu mereka yang membutuhkan, daripada mencari orang lain untuk disalahkan," tuturnya.

Menurut dia, kemanusiaan telah mengatasi tantangan besar di masa lalu, dan juga akan menemukan cara untuk mengatasi tantangan ini. “Semoga kita dikarunia Tuhan di bulan Ramadan,” pungkasnya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.