Dark/Light Mode

Intel AS: Virus Corona Bukan Produk Bikinan Manusia Atau Manipulasi Genetika

Jumat, 1 Mei 2020 05:35 WIB
Intel AS: Virus Corona Bukan Produk Bikinan Manusia Atau Manipulasi Genetika

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Kantor Intelijen Nasional AS memberikan pernyataan yang kontradiksi dengan teori konspirasi, yang digaungkan aktivis anti-China dan para pendukung Presiden Donald Trump.

Intel AS mematahkan anggapan yang menyebut virus corona jenis baru adalah produk ilmuwan China, yang bocor dari laboratorium senjata biologis pemerintah.

Komentar ini juga menguatkan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 21 April 2020, yang menyebut virus corona berasal dari hewan di China pada akhir tahun lalu. Bukan produk manipulasi, atau buatan laboratorium.

Baca juga : Pandemi Corona Makin Merebak, WNI di Rusia Alhamdulillah Sehat

"Komunitas Intelijen (IC) juga sependapat dengan konsensus ilmiah yang luas, yang menyebut virus Covid-19 bukan buatan manusia atau dimodifikasi secara genetika," ungkap Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Kamis (30/4).

"IC akan terus memeriksa setiap informasi yang muncul terkait hal tersebut, untuk memastikan apakah wabah tersebut mengawali penyebarannya dari hewan yang terinfeksi, ataukah hasil dari kecelakaan laboratorium di Wuhan," sambungnya.

Selama berminggu-minggu, para pejabat AS yang paham laporan dan analisis intelijen, memang tidak mempercayai teori konspirasi yang menyebut ilmuwan China telah mengembangkan virus corona di laboratorium senjata biologis milik pemerintah, dan kemudian bocor.

Baca juga : Bawaslu Takut Partisipasi Pemilih Anjlok di Pilkada

Mereka justru percaya, virus tersebut berjangkit secara alamiah di pasar daging Wuhan. Atau bisa juga, bocor dari salah satu laboratorium pemerintah Wuhan yang diyakini tengah melakukan penelitian terhadap kemungkinan bahaya senjata biologis.

Trump yang menuding China sebagai penyebab munculnya pandemi Covid-19 mengatakan, cara China menangani pandemi corona adalah bukti bahwa Beijing akan melakukan apa pun, agar ia tak terpilih kembali di Pilpres November mendatang.

Berdasarkan data yang dihimpun Reuters hingga Kamis (30/4), Covid-19 telah menginfeksi 3,21 juta warga dunia dan menyebabkan 227.864 orang meninggal dunia.

Baca juga : Di Musim Corona, Ini Tips Aman Bertransaksi ATM atau Ambil Uang di Bank

Dalam wawancaranya dengan Reuters di Oval Office pada Rabu (29/4), Trump bicara keras soal China. Dia mengaku akan mencari opsi terkait konsekuensi Beijing terhadap virus tersebut. "Saya bisa berbuat banyak," tandasnya, tanpa menjelaskan apa yang dimaksud. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.