Dark/Light Mode

Mau Gulingkan PM Muhyiddin

Mahathir-Anwar Kembali Mesra

Senin, 11 Mei 2020 04:34 WIB
Tokoh senior Malaysia, Mahathir Mohamad (kiri) dan Anwar Ibrahim. (Foto: Istimewa)
Tokoh senior Malaysia, Mahathir Mohamad (kiri) dan Anwar Ibrahim. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Kenapa bisa kompak lagi? "Kami sudah tua, dan tidak punya banyak waktu lagi," kata Mahathir dan Anwar yang kini berusia 94 dan 72 tahun. "Waktunya sudah tiba bagi kita untuk bangkit kembali dan mengembalikan mandat rakyat kepada partai yang tepat,” kata mereka.

Pakatan Harapan memercayakan jabatan PM kepada Mahathir setelah memenangkan pemilu pada 2018, sekaligus menyingkirkan Najib Razak dan koalisi Barisan Nasional yang berkuasa puluhan tahun. Penunjukan itu disertai komitmen di internal koalisi bahwa Mahathir akan menyerahkan jabatan PM kepada Anwar setelah dua tahun. Namun, janji itu tak juga ditunaikan sampai Mahathir mengundurkan diri sebagai PM pada Februari lalu.

Baca juga : Demi Gulingkan Muhyiddin Yassin, Mahathir-Anwar Mesra Lagi

Sebelum mengeluarkan pernyataan bersama, Mahathir sudah mengajukan mosi tidak percaya (motion of no confidence) di Parlemen terhadap PM Muhyiddin. Pemimpin Parlemen Malaysia, Mohammad Ariff Md Yusoff, dilaporkan telah menerima proposal itu. Dalam proposal itu, Mahathir mengajukan agar pemungutan suara untuk mosi tidak percaya (vote of no confidence) berlangsung pada 18 Mei 2020, ketika Parlemen mengadakan sidang. Namun, Mohammad Ariff belum menjawab permintaan itu.

Dalam sistem pemerintahan parlementer, pemungutan suara untuk mosi tidak percaya merupakan voting yang menunjukkan bahwa sejumlah anggota parlemen tidak lagi memiliki kepercayaan kepada pemerintahan yang menjabat. Hasil voting dapat menunjukkan apakah parlemen masih mendukung pemerintahan tersebut. Jika suara mayoritas mendukung agar PM petahana tetap menjabat, ia terus melanjutkan pemerintahan. Jika hal sebaliknya terjadi, Perdana Menteri akan dilengserkan.

Baca juga : Mahathir Melawan, Muhyiddin Digoyang Mosi Tak Percaya

Pasang surut hubungan Mahathir dan Anwar sudah terjadi beberapa kali. Sebelum bersatu pada 2018, Mahathir dan Anwar merupakan pasangan serasi. Mahathir jadi Perdana Menteri, Anwar wakilnya. Namun, hubungan keduanya memburuk sampai Anwar dipenjarakan Mahathir. Di Pemilu 2018, keduanya bersatu kembali untuk menggulingkan Najib Rajak. Namun, setelah sukses menggulingkan Rajak, perlahan hubungan keduanya renggang kembali. Lalu, bagaimana hubungan keduanya ke depan? Kita lihat saja perkembangannya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.