Dark/Light Mode

Persahabatan Indonesia-Malaysia Harus Terus Diwariskan

Gandeng Milenial, Iswami Optimalkan Media Sosial

Rabu, 13 Februari 2019 04:45 WIB
Kiri-kanan: Tokoh Pers Malaysia Datuk Chamil Wariya, Presiden Iswami Asro Kamal Rokan, mantan Ketua Media Prima Berhard Tan Sri Johan Jaaffar, Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Ilham Bintang, dan Penasehat Media Kumpulan Karangkraf Datuk Jalil Ali. (Foto: Iswami)
Kiri-kanan: Tokoh Pers Malaysia Datuk Chamil Wariya, Presiden Iswami Asro Kamal Rokan, mantan Ketua Media Prima Berhard Tan Sri Johan Jaaffar, Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Ilham Bintang, dan Penasehat Media Kumpulan Karangkraf Datuk Jalil Ali. (Foto: Iswami)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia yang makin hari makin baik, harus terus dilestarikan hingga ke generasi penerus. Presiden Ikatan Setiakawan Malaysia-Indonesia (Iswami) Asro Kamal Rokan mengatakan, ibarat hubungan kakak adik, seharusnya persaudaraan Indonesia dan Malaysia tak akan bisa diputus oleh pedang setajam apa pun. 

"Persaudaraan itu harus kita wariskan. Kita boleh pergi kapan pun, namun hubungan ini harus tetap abadi," ujar Asro dalam Program Bincang Eksekutif bertajuk "Memperkasa Generasi Milenial Serumpun" yang digelar Iswami di The Everly Hotel, Putrajaya Malaysia, Selasa (12/2) malam.

Baca juga : Lolos 16 Besar, Maung Bandung Pesta Gol

Pernyataan tersebut diamini mantan Ketua Media Prima Berhard, Tan Sri Johan Jaaffar. Ia menilai, Iswami harus mencari terobosan untuk mewariskan semangat persatuan kedua negara kepada kaum milenial. Antara lain, dengan mengoptimalkan peran media sosial, yang dinilai lebih akrab dengan generasi milenial, ketimbang media mainstream alias arus utama.

"Kita tak boleh bergantung pada media konvensional dalam mendekati golongan milenial di Indonesia dan Malaysia, untuk terus membina hubungan baik kedua negara. Kita harus cari jalan untuk meraih mereka. Dalam hal ini, media sosial bisa menjadi alternatif," ujar Tan Sri. 

Baca juga : Agar Berdaya Saing, Industri Migas Harus Tekan Biaya Operasional

Namun demikian, Tan Sri mengingatkan harus tetap menjunjung tinggi kebenaran dan fakta dalam menggunakan media sosial. Jangan sampai, kita ikut menyebarkan berita hoaks yang belum tentu kebenarannya, dan membikin resah masyarakat. Apalagi, hingga meruncingkan hubungan kedua negara. "Pakatan Harapan di pemerintahan Mahathir Mohammad telah memberikan kebebasan baru dalam pers di Malaysia. Karena itu, kita harus bijak menggunakannya," imbuh Tan Sri.

Meski hubungan antar pemerintah berjalan baik, namun berbagai isu di tingkat akar rumput seperti Ambalat, batik, reog, dan tenaga kerja, sempat menimbulkan suasana tidak nyaman di tengah masyarakat. Inilah yang kemudian menjadi latar belakang berdirinya Iswami.

Baca juga : PUPR Minta Pemda Optimalkan Tempat Evakuasi Sementara

Organisasi ini dibentuk saat hubungan masyarakat Indonesia dan Malaysia sedang memburuk. Kala itu, PM Malaysia Abdullah Badawi meminta bantuan wartawan Malaysia yang memiliki hubungan baik dengan wartawan Indonesia, untuk ikut menata hubungan bilateral kedua negara. 

Lalu, berangkatlah wartawan senior Malaysia Tan Sri Johan Jaaffar, untuk bertemu tokoh pers Indonesia: Asro Kamal Rokan, Syamsuddin Ch Haesy, Ilham Bintang, serta mendiang Tarman Azzam dan Saiful Hadi Chalid. Dari situlah, terbentuk cikal-bakal berdirinya Iswami pada tahun 2009. "Jadi, Iswami ikut menyelamatkan hubungan Indonesia dan Malaysia," tutup Tan Sri. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.