Dark/Light Mode

Webinar Universitas Budi Luhur

Begini Cerita Jurnalis dan Dokter di London Hadapi New Normal

Minggu, 7 Juni 2020 22:55 WIB
Webinar New Normal Story From London yang diselenggarakan Universitas Budi Luhur (Foto: Dok. Budi Luhur)
Webinar New Normal Story From London yang diselenggarakan Universitas Budi Luhur (Foto: Dok. Budi Luhur)

RM.id  Rakyat Merdeka - Universitas Budi Luhur mengadakan Webinar #newnormalseries bersama jurnalis senior BBC London Endang Nurdin dan putranya, Ardhito Widjono, dokter yang bertugas di Rumah Sakit Barnet, London, Sabtu (6/6). Webinar ini mengambil tema “New Normal Story from London”. 

Sejak awal Juni, protokol the new normal mulai diterapkan di London, setelah 2 bulan menjalani lockdown. The new normal ini disambut gembira warga. Tempat wisata, seperti pantai, dipenuhi warga yang ingin menikmati matahari. 

Endang Nurdin menceritakan pengalamannnya selama bekerja dari rumah, khususnya tantangan mencari narasumber dan memproduksi sebuah berita. Putranya, Ardhito Widjono, yang menjadi dokter gugus tugas Covid-19 sempat menjadi sumber beritanya. 

Baca juga : Perpusnas Susun Strategi Baru Layanan di Era The New Normal

Ardhito, yang baru berusia 25 tahun, menceritakan betapa beratnya tugas medis saat terjadi puncak pandemi Covid-19 di April. Saat itu, dirinya harus menangani pasien Covid-19 tanpa Alat Perlindungan Diri (APD) yang layak. 

“Seperti terjun ke medan perang, setiap berjalan di bangsal Covid, ada rasa bahaya infeksi yang akan menyerang diri kita. Awal April begitu banyak yang meninggal setiap hari. Rasanya, capek luar biasa. Capek fisik, mental, dan emosional” curhat Dito. 

Inggris tercatat menjadi negara dengan angka kematian tertinggi kedua di dunia. Sebagai seorang ibu, Endang Nurdin sempat khawatir dengan kondisi putranya. Bahkan Endang sempat menangis saat Dito sempat menangani pasien Covid-19 tanpa APD yang layak. 

Baca juga : Tolong Dievaluasi Lagi, Penggunaan Sepeda Motor Di Era New Normal

“Jadi, Dito pakai face shiled yang nggak layak. Hanya dilem pakai selotip dan sedotan. Saat di depan pasien yang lagi diperiksa, pasiennya batuk, face shield-nya terbang. Saya ketawa sambil habis itu nangis. Intinya, ya berat lah ya,” ujar Endang.

Sebagai seorang jurnalis, Endang menyatakan, situasi new normal tidak menyurutkan untuk menyajikan liputan investigasi di bidang kesehatan. “Kami tengah menyiapkan liputan investigasi tentang orang-orang yang meninggal karena excess death,” ujarnya.

Sementara, bagi Dito, new normal merupakan tantangan yang luar biasa. “Ini semacam life in hold, semua di-hold. Tetapi, saya tetap berharap untuk masa depan akan ada banyak opportuny baru dari Covid-19. Pandemi ini dapat meningkatkan riset kesehatan di seluruh dunia,” ujarnya.

Baca juga : Kemenperin Siapkan Aparat Industri Hadapi New Normal

Rektor Universitas Budi Luhur Wendi Usino, yang turut dalam webinar ini menyampaikan bahwa kampusnya telah siap menjalankan normal baru. “Untuk semester baru akan dilakukan re-arrange kelas dengan menerapkan protokol kesehatan jaga jarak,” ujarnya. 

Turut berpartisipasi dalam webinar ini Direktur Kerjasama dan Humas Sunten Marunung dan sebanyak 250 peserta dari berbagai fakultas. Sunten menerangkan, di new normal pihaknya membuka pendaftaran mahasiswa baru secara online di pendaftaran.budiluhur.ac.id. Bisa juga melalui WhatsApp 08111-9394-79 atau nomor telepon 021-585-3753. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.