Dark/Light Mode

Tolong Dievaluasi Lagi, Penggunaan Sepeda Motor Di Era New Normal

Selasa, 26 Mei 2020 21:01 WIB
Pos Check Point Kalideres, Jakarta Barat. (Foto: Istimewa)
Pos Check Point Kalideres, Jakarta Barat. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat Transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno mengungkapkan, penggunaan sepeda motor tetap mendominasi para pemudik. Selain itu, pelanggaran kapasitas orang menggunakan sepeda motor di masa pandemik Covid-19 masih kerap terjadi.

"Aparat Kepolisian sudah semaksimal mungkin melakukan penyekatan di jalan raya untuk mencegah warga yang mudik menggunakan kendaraan bermotor. Namun, ikhtiar warga untuk memaksa mudik menggunakan sepeda motor memang tidak dapat dibendung melalui jalan-jalan tikus. Tidak taat aturan dan tidak membawa surat keterangan sehat," ujar Djoko dalam rilis yang diterima RMco.id, Selasa (26/5).

Dia menilai, pilihan menggunakan sepeda motor merupakan dampak dari kebijakan industri sepeda motor yang sudah berlebihan. Karena itu, Djoko meminta pemerintah mengevaluasi dan mengkaji kebijakan penggunaan kendaraan roda dua itu. Apalagi, ketika nanti memasuki era normal baru (The New Normal).

"Di sektor transportasi, sepeda motor merupakan kendala bagi Indonesia untuk menciptakan kehidupan bermobilitas baru, yakni mengistimewakan penggunaan transportasi umum yang ditopang keberadaan jalur sepeda dan fasilitas pejalan kaki untuk pergerakan jarak pendek," beber dia.

Baca juga : Pemudik Sepeda Motor Padati Jawa Tengah

Djoko menyarankan pemerintah menerapkan kebijakan penetapan batas kapasitas isi silinder kurang dari 80 cc dan di atas 200 cc.

Dia mengingatkan, jika kapasitas sepeda motor masih seperti sekarang tanpa batasan dan pemerintah tidak mengontrol ketat, niscaya akan selalu mengganggu setiap kebijakan pemerintah dalam hal mengelola transportasi.

Djoko juga  mengingatkan, di banyak negara, sepeda motor bukan merupakan kendaraan yang direkomendasikan digunakan untuk bermobilitas warga. "Sepeda motor cocok digunakan untuk mobilisasi jarak menengah," imbuh Djoko.

Menurut informasi dari Dinas Perhubungan Jawa Tengah, sebanyak 897.713 orang mudik telah memasuki Jawa Tengah. Dari sejumlah itu, mayoritas pemudik datang menggunakan moda angkutan jalan raya.

Baca juga : Begini Pencegahan Covid-19 di Tempat Kerja di Era New Normal

Sejak tanggal 26 Maret 2020 hingga tanggal 23 Mei 2020, sebanyak 643.243 pemudik diperkirakan telah memasuki wilayah Provinsi Jawa Tengah. Puncaknya terjadi terjadi pada 21 Mei 2020 ada 2.206 pemudik masuk ke Jawa Tengah. Dari total 643.243 pemudik itu sebanyak 406.920 orang atau 63 persen menggunakan moda angkutan jalan.

Kemudian menyusul kereta api 176.749 orang atau 28 persen, lalu pesawat udara 52.275 orang atau 8 persen dan kapal laut 7.299 orang atau satu persen. Jawa Tengah merupakan tujuan pemudik paling tinggi.

Jika dibandingkan data pemudik ke Jawa Tengah tahun lalu sebanyak 5,6 juta orang, maka sudah sekitar 14 persen yang mudik ke Jawa Tengah hingga 23 Mei 2020.

Sementara itu yang menjadi lokasi paling banyak menjadi tujuan pemudik, yaitu Kabupaten Brebes 103.516 orang, Kabupaten Pemalang 97.009 orang, Kabupaten Banyumas 73.468 orang, Kabupaten Cilacap 65.738 orang, Kabupaten Tegal 60.228 orang dan Kabupaten Wonogiri 56.333 orang.

Baca juga : Anies Baswedan Ajak Pelaku Usaha Siapkan Skenario Hadapi New Normal

"Upaya pemerintah untuk mencegah warga Jabodetabek tidak melakukan mudik mengalami kegagalan," tutur Djoko.

Selain keterbatasan personil untuk melakukan pencegahan, tingkat kesadaran masyarakat yang masih sangat rendah terhadap bahaya penyeberan virus corona di masa pandemi ini, menjadi salah satu penyebab kegagalan tersebut.

Padahal, dampak mudik yang dipaksakan oleh sebagian warga yang kurang memahami kesehatan dirinya, keluarganya dan lingkungannya, bisa menjadi potensi terjadi penyebaran virus corona ke daerah. "Harapan kita bersama, semoga penyebaran virus corona tidak banyak beralih ke daerah," pungkasnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.