Dark/Light Mode

Uni Eropa Berani Tuduh China dan Rusia Negara Tukang Ngibul

Kamis, 11 Juni 2020 19:25 WIB
Pejabat Tinggi Uni Eropa (UE) Untuk Urusan Hukum Vera Jourova
Pejabat Tinggi Uni Eropa (UE) Untuk Urusan Hukum Vera Jourova

RM.id  Rakyat Merdeka - Uni Eropa (UE) menuduh China sengaja menyebarkan informasi menyimpang soal pandemi virus corona kepada publik. UE juga menyamakan Beijing dengan Kremlin yang disebut sebagai negara pelanggar aturan yang sengaja ingin memecah persatuan di komunitas Eropa.

Tuduhan UE ini mengikuti Amerika Serikat yang menyebut China telah mengutak-atik informasi seputar pandemi Covid-19 ke publik. 

Ini merupakan tuduhan terberat yang pernah dilakukan blok Eropa di tengah wabah dan di tengah ketegangan dua rival, China dan Amerika Serikat (AS). Sejumlah negara Eropa berupaya mengambil pihak di antara pertikaian dua negara raksasa ini. 
AS merupakan sekutu utama negara-negara di Eropa. Sementara China baru-baru ini menjadi pahlawan bagi Benua Biru karena telah memberikan bantuan alat medis untuk membantu tim kesehatan menangani pasien positif corona.
"Pandemi ini menunjukkan bahwa penyimpangan informasi tidak hanya membahayakan kesehatan masyarakat kita. Tapi juga membahayakan demokrasi kita," ujar pejabat tinggi UE untuk urusan hukum Vera Jourova dikutip Washington Post, Kamis (11/6).

Baca juga : UEA Kirim Bantuan Medis Ke 64 Negara Terdampak Covid

"Kami dengan jelas menuduh China dan Rusia dalam tuduhan ini. Jika kami punya bukti, kami tidak akan segan menyebut pelaku dan mempermalukan mereka," lanjut Jourova.

Langkah ini dilakukan UE setelah China ketahuan sengaja mengkapitalisasi bantuan mereka ke Eropa. Pihak China disebut membuat seolah-olah tidak ada negara Eropa yang peduli dengan Italia, yang sempat menjadi pusat penyebaran Covid-19. 

Kedutaan Besar China di Prancis juga menyebar informasi menyimpang seputar kabar bahwa pekerja panti jompo di sana meninggalkan penghuni jompo mereka. Kabar ini merupakan tuduhan yang membuat Prancis ngamuk.

Baca juga : Ryuji Utomo Berbagi Tips Latihan di Rumah Saat Pandemi

Sementara itu, Rusia juga kena tuduhan sebagai penyebar informasi menyimpang setelah diketahui menyebarkan informasi untuk mengeksploitasi demokrasi di Eropa demi kepentingan pribadi.

"Rusia dan China sama-sama melakukan operasi kampanye informasi palsu di UE, tetangga dan secara global," tegas Jourova.

Dia pun mendesak portal sosial media seperti Twitter dan Facebook untuk memperketat sistem pengecekan fakta mereka mengenai informasi yang disebarkan pihak China dan Rusia.

Baca juga : Waduh, Angka Kehamilan Ibu Bisa Naik 500 Ribu

Sebenarnya, tuduhan negara penyebar informasi menyimpang tidak hanya ditujukan kepada China dan Rusia saja. Catatan UE juga menunjukkan Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang menyebarkan informasi menyimpang selama pandemi. 

Salah satu informasi menyimpang dari Washington adalah soal klaim meminum pemutih atau alkohol murni dapat menyembuhkan infeksi corona. Sayangnya UE sepertinya tidak berani terang-terangan menuduh Presiden AS Donald Trump sebagai penyebar informasi menyimpang seperti China dan Rusia. [DAY]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.