Dark/Light Mode

Mau Tahu Utang Amerika?

782.600 Triliun Rupiah Lho...

Sabtu, 13 Juni 2020 06:30 WIB
Ilustrasi dolar Amerika Serikat. (Foto: Antara)
Ilustrasi dolar Amerika Serikat. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Amerika Serikat adalah Negara Super Power. Dia rajanya dunia. Tapi, sekarang dia juga rajanya utang. Total utangnya mencapai 55,9 triliun dolar atau setara 782.600 triliun rupiah jika satu dolar=Rp14.000.            

Data ini mengacu pada informasi yang dirilis bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed). The Fed merinci asal utang tersebut. Kenaikan terbesar berasal dari sektor swasta yang tumbuh 18,8 persen. Sedangkan utang pemerintahnya justru lebih kecil, hanya tumbuh 14,3 persen. Secara keseluruhan, utang pemerintah mereka saat ini mencapai 26 triliun dolar AS atau setara Rp 364.000 triliun.      

Utang rumah tangga Paman Sam tumbuh 3,9 persen. Lonjakan ini merupakan dampak dari Covid-19 terhadap perekonomian. Kontribusi terbesar kenaikan utang berasal dari mortgage alias Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tumbuh 3,2 persen. Sedangkan utang konsumen tumbuh 1,6 persen.          

Kondisi ini makin diperburuk dengan jatuhnya nilai pasar saham yang mengikis total nilai kekayaan bersih negara adidaya tersebut. Merosot dari 7,4 triliun dolar AS menjadi 110,8 triliun.           

Baca juga : Naik Tipis, Utang Luar Negeri Tembus Rp 5.791 Triliun

Untungnya, belakangan ini Wall Street sedikit bugar, pasca sempat berada di titik terendah, Maret lalu. Sehingga, sebagian besar dari kerugian itu kemungkinan berhasil ditebus. Adapun nilai ekuitas tercatat merosot 7,8 triliun pada kuartal I-2020, dengan nilai real estate meningkat 400 miliar dolar AS.          

The Fed menjelaskan, lonjakan nilai utang dan penurunan nilai kekayaan rumah tangga terjadi seiring dengan berakhirnya masa ekspansi perekonomian terpanjang sejarah AS. Jika diingat, Biro Riset Ekonomi Nasional sempat mengatakan resesi telah dimulai Februari.           

Resesi itu menghentikan ekspansi ekonomi AS yang sudah berlangsung selama 11 tahun. Kenaikan di pasar saham juga berakhir pada bulan yang sama tetapi kembali membaik (rebound) pada 23 Maret.            

Jepang berada di urutan kedua negara dengan utang terbanyak. Belum lama ini, Negeri Sakura itu menambah utangnya hingga 2 triliun dolar AS. Uang sebanyak itu untuk membiayai paket stimulus ekonomi di tengah pandemi Covid-19.        

Baca juga : BI Siapkan Uang Tunai Rp 157,96 Triliun Untuk Ramadan Dan Lebaran

Seperti diberitakan AFP, Kamis (11/6) besaran utang Jepang mencapai 2,5 kali lipat dari keseluruhan Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut. Alhasil, saat ini mereka berupaya mengelola yield surat utang pemerintah di level yang sangat rendah serta kepercayaan investor tetap tinggi untuk menghindari default.          

Secara keseluruhan, bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ) pada akhir 2019 mencatatkan tingkat utang negaranya mencapai 1.328 yen, atau setara dengan 12,2 triliun dolar AS. Jumlah ini setara dengan Rp 170.800 triliun. Nilai tersebut masih lebih kecil, bahkan kurang dari setengah utang AS. Namun yang perlu diketahui, jumlah tersebut jauh lebih besar dari total nilai perekonomian Jepang, setara dengan 240 persen dari PDB negara itu.          

Lantas, bagaimana dengan utang Indonesia? Laporan Bank Indonesia (BI), utang luar negeri (ULN) akhir triwulan I-2020 mencapai 389,3 miliar dolar AS, atau setara Rp 5.796.50 triliun. Rinciannya: sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar 183,8 miliar dolar AS, dan sektor swasta termasuk BUMN mencapai 205,5 miliar dolar AS.          

Meski ULN Indonesia tumbuh, namun jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 7,8 persen (yoy). Perkembangan tersebut disebabkan penurunan ULN publik dan perlambatan pertumbuhan ULN swasta.

Baca juga : Tahapan Pilkada 2020 Resmi Ditunda

“ULN pemerintah mengalami penurunan. Posisi ULN Pemerintah pada akhir triwulan I-2020 tercatat sebesar 181,0 miliar dolar AS atau terkontraksi minus 3,6 persen (yoy). Berbalik dari kondisi triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,1 persen (yoy),” tetang Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, Jumat (15/5). [MEN

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.