Dark/Light Mode

Hadang Tank Israel Dan Peluncur Roket Lebanon

Prajurit TNI Ini Tidak Cukup Dikasih Pujian

Sabtu, 20 Juni 2020 06:35 WIB
Prajurit TNI hadang tank Israel dan roket Libanon. (Foto: net)
Prajurit TNI hadang tank Israel dan roket Libanon. (Foto: net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Aksi prajurit TNI penjaga perdamaian di perbatasan Lebanon-Israel jadi sorotan dunia. Dengan gagah berani, para prajurit korps baju loreng itu menghadang tank Israel dan peluncur roket Lebanon. Perang yang sudah di ujung mata pun gagal. Aksi yang begini ini harusnya tak cukup hanya dikasih pujian.

Aksi heroik para prajurit TNI itu terekam dalam video yang diunggah di akun @lebanese.army_ pada 3 Juni. Dalam video berdurasi satu menit itu terlihat, sejumlah prajurit TNI, yang dikenali dari patch merah putih di lengannya, berada di antara tank Israel dan militer Lebanon yang bersenjatakan RPG alias peluncur roket. Jaraknya hanya beberapa meter.

Seorang prajurit TNI mengenakan rompi biru bertuliskan UN berdiri di tengah-tengah kedua pasukan. Dia melambaikan tangan ke arah datangnya tank, memberi isyarat agar tank tidak memasuki wilayah tersebut. Seorang tentara lain yang berdiri di atas batu, tampak memberi peringatan dengan mengibarkan bendera PBB.

Mereka tampak sangat tenang, meski moncong tank mengarah ke mereka. Upaya para prajurit TNI ini berhasil. Perlahan, tank berbalik arah dan meninggalkan Blue Line.

Baca juga : Rela Gunakan THR dan Tabungan untuk Bantu Warga, 2 Prajurit TNI Dapat Penghargaan MPR

Untuk diketahui, para prajurit pemberani ini tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-M/United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL), pasukan penjaga perdamaian. 

Komandan PMPP TNI Mayor Jenderal TNI Victor Hasudungan Simatupang menjelaskan, peristiwa itu terjadi di Blue Line, perbatasan Adisa, selatan Lebanon. Kawasan yang merupakan garis perbatasan Lebanon dengan Israel itu menjadi rebutan kedua negara.

"Pada 2 Juni 2020 TNI Garuda menghadang pertikaian antara Lebanon dan Israel," ujar Victor dalam video conference, kemarin.

Aksi penghadangan dilakukan setelah sebelumnya pasukan Garuda mendapat informasi ada pergerakan dari tentara dua negara. TNI langsung mengerahkan 1 kompi dan APC Anoa ke lokasi.

Baca juga : Indonesia Tidak Tertutup Bagi Pendatang

Sekitar pukul 13.30 waktu setempat, sebuah tank Merkava milik Israel  mendekat Blue Line. Di sisi lainnya, sekelompok tentara Lebanon dengan peluncur roket, sudah bersiap menyerang. Saat itulah, para prajurit TNI di bawah komandan kompi A, langsung mengambil tindakan; menghadang tank Israel. 

Menurut Victor, aksi anggota TNI itu sudah sesuai SOP. Setiap anggota telah dilatih untuk siap menghadapi hal semacam ini. "Itu yang kita latihkan di PMPP TNI. Jadi selama kurang lebih 30 hari sebelum mereka berangkat misi, kita latihkan bagaimana bertindak di Blue Line, bagaimana bertindak di homebase," bebernya.

Menurut Victor, peristiwa penghadangan itu berlangsung cukup lama. Sekitar dua jam. "Itu sampai sore hari, setelah tentara kita kibarkan bendera PBB, ini netral, dan kita usir Lebanon dan Israel supaya tidak bertikai," tutur Victor. 

Akhirnya, pasukan dari kedua negara meninggalkan Blue Line dan kembali ke daerah masing-masing. Victor menyatakan, ini bukan kali pertama terjadi. "Ini sudah beberapa kali, ini biasanya Israel takut-takutin tentara Lebanon dengan tujuannya mau mencaplok lahan," ungkap dia.

Baca juga : Andalkan Pelat Seng, Perajin Gamelan Tradisional Ini Tetap EksisĀ 

Setelah berhasil mematahkan rencana konfrontasi kedua negara, prajurit TNI mendapat sambutan positif dari warga setempat.Sambutan mereka dengan keberadaan TNI itu sangat positif. Mereka menyambut saya dengan sangat positif, keberadaan TNI sangat positif di sana," ungkap Victor.

Sekadar informasi, pada tahun 2010, penghargaan pernah diterima prajurit TNI yang menjaga perbatasan Israel-Lebanon pada 2010. Penghargaan diberikan Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan kepada prajurit TNI karena berhasil meredam perselisihan militer Lebanon dan Israel di perbatasan kedua negara pada 3 Agustus 2010.

Surat Penghargaan dari Komandan UNIFIL Sektor Timur Jenderal Juan Gomez De Salazar Minguez diberikan kepada Satuan Tugas Batalyon Infanteri Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-D/UNIFIL pada misi UNIFIL. Penghargaan diterima Komandan Satgas Letnan Kolonel Inf Andi Perdana Kahar dengan tembusan  bagi Komandan Kontingen Indonesia di UNIFIL, Kolonel Inf Restu Widiyantoro. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.