Dark/Light Mode

Didesak Selidiki Aksi Rasial di Negeri Paman Sam

Dewan HAM PBB Bisa Apa Lawan AS

Jumat, 19 Juni 2020 06:22 WIB
Di hadapan Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Swiss, Philonise berbicara mengenai kasus kematian sang kakak, George Floyd. (Foto CGTN)
Di hadapan Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Swiss, Philonise berbicara mengenai kasus kematian sang kakak, George Floyd. (Foto CGTN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nyawa orang kulit hitam tidak dihargai di Amerika Serikat. Demikian curahan isi hati adik George Floyd, Philonise, di hadapan peserta sidang debat Dewan HAM PBB, Rabu (17/6) waktu setempat. Ia mendesak Dewan HAM PBB membentuk komisi independen untuk menyelidiki pembunuhan warga kulit hitam.

Philonise (30) tak main-main dengan kesimpulannya itu. Ia menyertakan bukti dengan mengisahkan kembali saat-saat sang kakak meregang nyawa dalam penahanan empat polisi di Minneapolis. Leher Floyd ditekan polisi dengan lututnya. Tak ada ampun meski Floyd sudah berteriak tidak bisa bernapas.

“Nyawa orang kulit hitam tidak dihargai di Amerika Serikat. Polisi tidak menunjukkan belas kasih, perikemanusiaan, dan menyiksa saudara saya hingga meninggal di tengah jalan Minneapolis dengan sekerumunan orang menonton dan memohon kepada para polisi untuk menghentikannya,” katanya.

“Ini sekali lagi memberikan pelajaran yang sama kepada kami, warga kulit hitam, bahwa nyawa kami tidak dihargai di Amerika Serikat,” cetusnya, seperti dikutip Xinhua, kemarin.

Baca juga : Di Forum Dunia, Menteri Halim Beberkan Cara Desa Lawan Covid

Philonise menambahkan, empat polisi kulit putih yang membekuk kakaknya baru diberhentikan setelah muncul demonstrasi di penjuru AS. Ini menunjukkan hukum baru bergerak ketika ada desakan.

Pelaku adalah Derek Chauvin, Alexander Kueng, Tou Thao, dan terakhir Thomas Lane. Lane, telah dibebaskan dari tahanan Hennepin County dengan jaminan 750 ribu dolar AS atau setara Rp 10,6 miliar.

Sejumlah keterangan baru juga disampaikan oleh kuasa hukum Lane, Earl Gray, soal keterlibatan kliennya di pembunuhan George Floyd. Dikutip dari CNN, Gray mengklaim bahwa Lane sempat memperingatkan Chauvin, tersangka utama, soal Floyd yang tidak bisa bernapas hingga tewas.

Karena itu, adik Floyd mendesak Dewan HAM PBB membentuk komisi independen untuk menyelidiki pembunuhan warga kulit hitam oleh polisi di AS serta kekerasan terhadap demonstran Black Lives Matter.

Baca juga : Emang Iran Berani Perang Lawan AS?

“Cara Anda melihat saudara lelaki saya disiksa dan dibunuh adalah cara orang kulit hitam diperlakukan oleh polisi di Amerika,” kata Philonise kepada Dewan Hak Asasi Ma- nusia di Jenewa melalui video.

“Saat orang-orang berani angkat suara dan memprotes kematian saudara saya, mereka dilempari gas air mata, dilindas kendaraan polisi. Beberapa orang kehilangan mata dan mengalami kerusakan otak akibat terkena peluru karet. Para demonstran damai pun ditembaki dan dibunuh polisi,” tuturnya.

Kakaknya, tegas Philonise, bukan satu-satunya orang kulit hitam yang dibunuh polisi AS. Ini memberikan sinyal bahwa ada kemungkinan rasisme sudah masuk ke penegak hukum.

Sidang debat Dewan HAM ini digelar atas permintaan negara-negara Afrika kepada PBB untuk menyelidiki pelanggaran rasial. Duta Besar Afrika Selatan untuk PBB, Nozipho Joyce Mxakato-Diseko, mengatakan, Dewan HAM harus menjadi pembela utama bagi kaum yang lemah.

Baca juga : Deddy Sitorus: Opsi Rasional Selamatkan Garuda, Beri Pinjaman dari Bank BUMN

Pertanyaannya, bisa apa Dewan HAM PBB melawan AS yang begitu berkuasa. Dalam persoalan Palestina saja, keputusan PBB berkali-kali dicuekin, bahkan ditentang pemerintah AS. Ini yang membuat Israel makin merajalela. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.