Dark/Light Mode

Pendiri Huawei Akhirnya Bersuara

Selasa, 19 Februari 2019 10:00 WIB
Ren Zhengfei dan kedua putrinya: Meng Wangzhou dan Annabel Yao.
Ren Zhengfei dan kedua putrinya: Meng Wangzhou dan Annabel Yao.

RM.id  Rakyat Merdeka - Lama juga. Ren Zhengfei akhirnya bersuara terkait penahanan putrinya. Meng Wanzhou. Direktur keuangan Huawei. Dia dituduh Amerika Serikat melakukan tindak pidana. Seperti pencucian uang, penipuan bank, dan pencurian rahasia dagang.

Meng (46) dan pihak manajemen Huawei sudah membantah. Tapi tak ada guna. Dia ditangkap pada 1 Desember 2018 di Vancouver, Kanada, atas permintaan AS. Pengadilan memutuskan dia tidak perlu dibui setelah membayar uang jaminan sebesar 10 juta dolar Kanada (atau sekitar Rp107 miliar). Tapi dia menjadi tahanan rumah. Di rumahnya. Di Vancouver, Kanada. Dia diawasi 24 jam sehari. Harus mengenakan gelang kaki elektronik. Beredar melewati batas bisa ketahuan. Mahalnya harga kebebasan bagi Meng.

Sebagai ayah, Ren (74) tak sudi anaknya diperlakukan seperti itu. Pendiri Huawei itu menuding penahanan bermotif politik. Dalam wawancara perdana yang ditayangkan BBC secara internasional, Ren menentang tuduhan-tuduhan AS.

Baca juga : Peduli Lingkungan, KAI Galakkan Budaya Bersepeda

“Pertama, saya keberatan pada langkah AS, tindakan bermotif politik semacam ini tidak bisa diterima," katanya.

“AS gemar menjatuhkan sanksi kepada pihak lain. Setiap kali ada masalah, mereka menggunakan metode peperangan semacam itu. Kami keberatan, namun, karena kini kami berada pada jalur ini, kami menyerahkan pengadilan menanganinya.”

Ada 23 tuduhan Departemen Kehakiman AS dilayangkan ke Huawei dan Meng. Namun, secara garis besar dua gugatan. Gugatan pertama seputar tuduhan: Huawei menutupi keterkaitan bisnis dengan Iran—yang dikenai sanksi perdagangan AS. Selanjutnya mencakup tuduhan pencurian rahasia dagang.

Baca juga : DPO KPK Akhirnya Serahkan Diri

“Amerika Serikat tidak bisa menghancurkan kami,” ujarnya.

“Dunia tidak bisa meninggalkan kami karena kami lebih maju. Kalaupun mereka membujuk negara-negara lain untuk tidak menggunakan kami, kami bisa sedikit memperlambat laju,” sambungnya.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mendesak sekutu-sekutu AS tidak memakai teknologi Huawei. Ada ancaman juga jika hubungan tetap terjadi.

Baca juga : PUPR Kirim Alat Berat & Air Bersih Untuk Tanggap Darurat

Australia, Selandia Baru, dan AS telah melarang atau memblokir Huawei. Dampaknya, Huawei tidak bisa memasok peranti atau jaringan seluler 5G. Sedangkan Kanada tegah meninjau dugaan ancaman keamaan yang ditimbulkan produk-produk Huawei.

Bagaimanapun, Ren mengakui ada potensi dari tekanan AS. Tapi Ren tidak takut. “Kalaupun mereka membujuk lebih banyak negara untuk tidak menggunakan kami, kami selalu bisa mengecilkan ukuran dan menjadi lebih kecil.”

Ren mengomentari langkah negara-negara tersebut dengan kalimat puitis. “Jika lampu mati di Barat, Timur akan tetap benderang. Dan jika Utara gelap, masih ada Selatan. Amerika tidak sama dengan dunia. Amerika hanya mewakili sebagian dunia, pungkasnya. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.