Dark/Light Mode

Ubah Hagia Sophia, Erdogan Lagi Berusaha Kerek Popularitas

Senin, 13 Juli 2020 20:12 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: ist)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perubahan status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menimbulkan pro kontra. Banyak mendukung. Banyak juga yang menyayangkan.

Buat yang kontra mengaitkan kebijakan Erdogan ini untuk mengkerek popularitasnya dan partainya. Apalagi popularitas Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) terus menurun dalam jajak pendapat terakhir.

Surat kabar Jerman, Die Welt menulis Erdogan berusaha memperluas basis Islam dan nasionalisnya serta berupaya memecah belah oposisi di dalam negeri ketika dukungannya menurun, kata para analis.

"Keputusan ini dimaksudkan menambah poin dukungan dari konstituen yang fanatik dan nasionalis Erdogan," kata Anthony Skinner dari lembaga Verisk Maplecroft seperti dikutip dari thearabweekly.

Baca juga : Erdogan Cuekin Kecaman Internasional

Menurut Die Welt, Hagia Sophia bisa dibilang adalah simbol paling mencolok dari masa Kekhalifahan Utsmaniyah yang bisa dimanfaatkan Erdogan untuk memperkuat cengkeramannya di basis pendukungnya.

Untuk diketahui, Pengadilan Turki memutuskan status Hagia Sophia pada hari Jumat lalu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Turki dan Uni Eropa atas strategi pengeboran minyak Turki di Mediterania timur dan keterlibatannya dalam konflik Libya.

Jean Marcou, peneliti di Institut Perancis untuk Studi Anatolia, mengatakan mengubah status Hagia Sophia akan menjauhkan posisi Turki dari sekutu Baratnya, mempengaruhi hubungan Yunani-Turki dan kemungkinan menghambat hubungan Rusia-Turki.

"Erdogan ingin menggunakan konversi Hagia Sophia menjadi masjid untuk menggalang basis sayap kanannya," kata Cagaptay, penulis Erdogan Empire. "Tapi saya tidak berpikir strategi ini akan berhasil. Saya pikir bahwa pertumbuhan ekonomi yang rendah, tidak akan mengembalikan popularitas Erdogan,” tambahnya.

Baca juga : Tok, Hagia Sophia di Turki Resmi Difungsikan Jadi Masjid

Isu perubahan status Hagia Sophia sebenarnya bukan hal yang baru. Erdogan sebelumnya telah berulangkali menyerukan agar bangunan bersejarah itu diganti statusnya menjadi masjid. Hal ini kemudian terlaksana ketika dia menandatangani dekrit presiden pada Jumat lalu yang menyerahkan penanganan Hagia Sophia ke direktorat urusan agama Turki untuk dibuka kembali menjadi masjid.

Kebijakan Erdogan disesalkan Kepala Kebijakan Uni Eropa. "Keputusan Dewan Negara Turki untuk membatalkan salah satu keputusan penting Turki modern", kata kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.

Amerika Serikat juga mengkritik keputusan tersebut. "Kami kecewa dengan keputusan pemerintah Turki untuk mengubah status Hagia Sophia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus. Capres AS dari Demokrat Joe Biden juga menyesalkan keputusan Erdogan. Biden meminta Erdogan untuk membatalkan keputusan tersebut.

Sementara itu, surat kabar Neue Presse mengatakam, jika Erdogan menggunakan perubahan status Hagia Sophia menjadi alat politik, hal ini dinilai tidak akan efektif menarik pemilih. Meskipun konversi Hagia Sophia menjadi masjid di Istanbul membuat pemilih Islamis dan nasionalisnya bahagia, namun popularitas Partai AKP dan Erdogan akan terus tergerus dengan isu-isu penting yang kini tengah dihadapi Turki.

Baca juga : Hari Ini, Grab Mulai Beroperasi Di Kota Bekasi

Beberapa isu penting yang menarik pemilih muda adalah soal ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja. Juga penanganan pandemi virus corona serta langkah pemerintah yang membungkam suara kritis di dalam negeri. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.