Dark/Light Mode

Lagi, Tokoh Ikhwanul Muslimin Meninggal di Penjara Kairo

Jumat, 14 Agustus 2020 08:16 WIB
Anggota senior Ikhwanul Muslimin Mesir, Essam el-Erian saat di persidangannya di Akademi Polisi, Kairo [File: Ahmed Ramadan / AFP]
Anggota senior Ikhwanul Muslimin Mesir, Essam el-Erian saat di persidangannya di Akademi Polisi, Kairo [File: Ahmed Ramadan / AFP]

RM.id  Rakyat Merdeka - Seorang pemimpin senior gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) kembali meninggal di Penjara Tora, Kairo, Mesir.

Dikutip dari Aljazeera -jaringan media yang berkantor pusat di Doha, Qatar, informasi ini disampaikan oleh sumber keamanan Mesir, bahwa Essam el-Erian, meninggal akibat serangan jantung.

Selama ini, Penjara Tora terkenal sebagai penjara yang kejam. Ikhwanul Muslimin (Islamic Brotherhood) sendiri memenangi Pemilu Mesir pada Juni 2012. Di pemilu pertama setelah Presiden Muhammad Hosni Said Mubarak (berkuasa sejak 14 Oktober 1981 hingga 11 Februari 2011) lengser itu, melalui Partai Kebebasan dan Keadilan (kendaraan politik IM), tokoh IM Muhammad Mursi terpilih sebagai presiden dengan 57 persen suara.

Namun, pemerintahannya hanya bertahan satu tahun tiga hari. Dia lengser setelah aksi demonstrasi besar dan diakhiri kudeta militer pada 3 Juli 2013. Militer yang pernah berkoalisi dengan pemerintahan Mursi untuk menghantam demonstran, kemudian berbalik melawan IM dalam pembantaian Rabaa pada Agustus 2013.

Human Rights Watch (HRW), organisasi non-pemerintah internasional yang berkantor pusat di New York City memperkirakan, sedikitnya 1.000 pendukung Mursi yang memprotes kudeta pimpinan Jenderal Abdel Fattah El-Sisi saat itu tewas, dalam pembantaian Rabaa pada Agustus 2013. El-Sisi yang menjabat panglima Angkatan Bersenjata dan Menteri Pertahanan di era Mursi, kemudian melenggang menjadi Presiden Mesir ke-6 hingga kini.

Salah satu tokoh IM yang kemudian dipenjara adalah Essam el-Erian, yang dijatuhi hukuman seumur hidup, setelah kudeta militer itu. .

Terakhir, dia dipindahkan ke rumah sakit penjara setelah menderita serangan jantung dan meninggal selama perawatan. Hal ini disampaikan dua sumber di penjara kepada kantor berita Reuters.

Baca juga : Gus Im, Adik Kandung Gus Dur Meninggal Dunia

"Kami diberitahu tentang kematiannya oleh pejabat penjara. Mereka mengatakan, dia El-Erian meninggal secara wajar," seorang pengacara yang mewakili Ikhwanul Muslimin, Abdel Moneim Abdel-Maqsoud, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada media lokal.

Abdel-Maqsoud mengatakan, dia menerima telepon pada Rabu (12/8) dari petugas penjara yang memberitahukan tentang meninggalnya el-Erian. "Saya tidak tahu apakah dia meninggal di penjara atau di rumah sakit," katanya kepada kantor berita Turki, Anadolu. "Saya memberi tahu keluarganya tentang kematiannya untuk memulai prosedur pemakaman."

Menurut Abdul-Maqsoud, dia dan keluarga el-Erian tidak dapat membesuk El-Erian selama sekitar enam bulan, setelah pihak berwenang menangguhkan kunjungan ke penjara. Pihak penjara mengklaim, larangan itu sebagai tindakan pencegahan virus Corona.

Sebelumnya, di Pengadilan El-Erian sempat mengeluh karena dilarang melakukan pengobatan dan merasa menjadi korban kelalaian medis. Sayangnya, jaksa penuntut umum Mesir tidak pernah berkomentar terkait hal ini.

Kerabat dari tahanan Islam terkenal lainnya di Tora sebelumnya juga telah menyuarakan begitu memprihatinkannya kondisi kesehatan para tahanan. Menurut mereka, kondisi penjara buruk dan tanpa perawatan kesehatan memadai. Namun hal ini dibantah oleh pemerintah Mesir.

 

Ketokohan El-Erian di Ikhwanul Muslimin

Baca juga : Penumpang Transjakarta Meninggal Mendadak, Halte Slipi Petamburan Ditutup

El-Erian, adalah seorang dokter dan politisi, lahir pada 28 April 1954. Dia merupakan salah satu pimpinan Ikhwanul Muslimin yang paling terkemuka di Mesir.

Selama tahun-tahun di sekolah kedokteran sampai lulus pada 1977, ia menjadi Ketua Kelompok Islam di Universitas Kairo, kemudian menjadi koordinator Dewan Syura Persatuan Umum Asosiasi dan Kelompok Islam.

Setelah bergabung dengan Ikhwanul Muslimin pada 1974, ia berkontribusi pada pembentukan keluarga Ikhwanul Muslimin pertama di Provinsi Giza. Dia juga terpilih untuk Persatuan Mahasiswa Universitas Kairo dan menjabat sebagai Presiden Persatuan Umum Mahasiswa Mesir. Dia adalah Sekretaris Komite Kebudayaan Persatuan Mahasiswa Kedokteran Kairo dari 1972 hingga 1977.

Tak puas dengan studi kedokteran, dia juga meraih gelar hukum dan sejarah dari Universitas Kairo. El-Erian juga belajar Hukum Islam di Universitas al-Azhar untuk gelar pascasarjana.

Sebagai anggota serikat buruh, ia terpilih menjadi anggota Dewan Direksi Sindikat Medis (Egyptian Medical Syndicate) Mesir sejak 1986 dan menjabat sebagai Asisten Sekretaris Jenderal selama beberapa tahun.

Dia lalu membentuk organisasi populer dengan tujuan bergabung dalam solidaritas dengan rakyat Palestina, yang disebut Forum Pertemuan Profesional untuk Mengadvokasi Perjuangan Palestina (Forum of Professional Gatherings to Advocate the Palestinian Cause).

 

Baca juga : Minta Sidang Online, Djoko Tjandra Dianggap Hina Pengadilan

Pendekatan Moderat

Sebagai anggota parlemen, ia terpilih menjadi anggota DPR pada musim legislatif tahun 1987-1990 dari Distrik Imbaba. Saat itu, ia menjadi anggota termuda.

El-Erian juga menulis artikel di beberapa surat kabar, majalah dan majalah lokal, baik di media Arab dan internasional tentang berbagai topik.

Sebelum pembentukan sayap politik Ikhwanul Muslimin, Partai Kebebasan dan Keadilan (Freedom and Justice Party), di mana el-Erian menduduki posisi sekretaris jenderal dan wakil presiden, dia adalah juga anggota biro pembinaan kelompok.

El-Erian juga dikenal karena pendekatannya yang moderat dan dianggap sebagai pendukung reformasi internal Ikhwanul Muslimin. DAY

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.