Dark/Light Mode

Permintaannya 1 Miliar, Cuma Sanggup Produksi 500 Juta

Banyak Negara Antre Vaksin Buatan Rusia

Sabtu, 29 Agustus 2020 07:07 WIB
Kepala Eksekutif Russian Direct Investment Fund (RDIF), pengelola pendanaan pengembangan vaksin Covid-19, Sputnik V, Kirill A. Dmitriev (kiri) bersama Putra Mahkota Kerajaan Saudi Arabia, Pangeran Mohammed bin Salman, sesaat setelah menerima penghargaan “King Abdulaziz Second-Class Order of Merit”. [Foto: RDIF Twitter]
Kepala Eksekutif Russian Direct Investment Fund (RDIF), pengelola pendanaan pengembangan vaksin Covid-19, Sputnik V, Kirill A. Dmitriev (kiri) bersama Putra Mahkota Kerajaan Saudi Arabia, Pangeran Mohammed bin Salman, sesaat setelah menerima penghargaan “King Abdulaziz Second-Class Order of Merit”. [Foto: RDIF Twitter]

 Sebelumnya 
Namun dia mengaku tak heran, mengapa banyak negara di dunia yang meremehkan vaksin sputnik V. Hal ini karena dunia tahu, Rusia memang sudah melakukan hal yang benar, efisien dan sudah terbukti. “Kami menerima banyak sekali pertanyaan yang meremeh kan kredibilitas vaksin sputnik V. Rusia diserang besar-besaran! Karena mereka tahu, pendeka tan yang kami lakukan sangat solid,” lanjut Dmitriev.

Padahal di saat yang sama, jelas penerima anugerah “King Abdul Aziz Second Class Order of Merit” atas jasanya memperkuat kerja sama antara Arab Saudi dengan Federasi Rusia ini –atas perintah langsung dari Raja salman, negaranya justru sedang kewalahan memenuhi banyaknya pemerintaan vaksin sputnik V.

Saat ini, ungkapnya, Rusia baru bisa memproduksi 500 juta vaksin. sementara permintaan dunia sudah mencapai lebih dari 1 miliar. Sehingga banyak negara yang mesti mengantre. Permintaan, di antaranya datang dari Filipina, Saudi, dan banyak negara di Amerika Selatan.

Baca juga : Insya Allah Bio Farma Mampu Produksi 100 Juta Vaksin Covid

“Bagi mereka yang meremeh kan vaksin kami, jawaban kami sederhana saja. Kami tak pernah memaksa siapapun untuk meng gunakan vaksin kami,” kata Dmitriev sambil tersenyum.

Misi Rusia, tegasnya, adalah menyelamatkan hidup orang banyak. Pria kelahiran Kiev, Ukraina ini mengibaratkan, kini negaranya seperti sedang membawa “injil” vaksin Rusia ke seluruh dunia. “sebuah kabar baik. Mereka yang mau menerima, silakan. Bagi yang tidak mau, ya tidak mengapa. Kami tak pernah memaksa siapapun. sesederhana itu saja,” lanjutnya lagi.

Tapi Dmitriev juga menyindir, andai ada negara di dunia selain Rusia yang lebih dulu mengumumkan vaksin ini, juga dengan teknologi yang sudah terbukti, apalagi misalnya telah diuji terhadap 30.000 pasukan AS selama 20 tahun terakhir, boleh jadi negara itu akan dianugerahi penghargaan Hadiah Nobel.

Baca juga : Erick: Vaksin Buatan Anak Bangsa Oke Punya

“Beda bila yang melakukan itu adalah Rusia. yang terjadi justru diremehkan. Kekuatan kekuatan besar itu tidak mau Rusia berhasil. Hehehe!” jelasnya, sambil tertawa kecil.

Terlepas dari itu, penerima Bintang penghargaan The Commander of the Order of The Star of Italy atas keputusan Presiden Italia, atas pencapaian khususnya dalam pengembangan hubungan persahabatan dan kerjasama antara Italia dan Rusia ini menyatakan, yang mampu menjawab nantinya hanya para ilmuan Rusia. Melalui publikasi ilmiah mereka pekan depan. “Masyarakat dunia tidak bodoh. Kalau vaksin ini memang tidak benar, mereka juga tahu, Rusia akan sangat malu,” tegasnya.

Mengenai komunikasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO), lebih jauh Dmitriev menjelaskan, pihaknya sudah mengirimkan hasil uji klinis terbaru kepada WHO melalui Kementerian Kesehatan Rusia. “Pekan ini, kami memulai tes Fase 3, dan akan mengumum kannya pekan depan. Jadi, kami sudah mendapatkan persetujuan WHO,” terangnya.

Baca juga : Akhir Tahun Ini, Erick Pastikan Bio Farma Mampu Produksi 250 Juta Vaksin Covid-19

Karena yakin pada keamanan dan kemampuan vaksin sputnik V pula, jebolan stanford University dan Harvard Business School, AS ini mengungkap, vaksin ini juga sudah diberikan kepada para pekerja di Rusia yang berisiko tinggi demi mengurangi risiko terinfeksi Covid19. “Kami tawarkan bagi siapa yang mau. Bahkan saya, istri, dan keluarga saya juga sudah divaksin. namun bagi yang tidak mau, terserah. Kami berikan mereka pilihan,” terangnya.

Ketika vaksin ini diberikan, ungkap Dmitriev lagi, dalam jumlah persentase yang kecil ada yang merasakan demam tinggi hingga sekitar 38 derajat Celsius selama sekitar setengah hari. Namun bagi yang mau, demam ini cukup diatasi dengan meminum Paracetamol. “Demam itu karena tubuh mulai memproduksi sistem kekebalannya dari virus corona virus,” lanjutnya.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.