Dark/Light Mode

Permintaannya 1 Miliar, Cuma Sanggup Produksi 500 Juta

Banyak Negara Antre Vaksin Buatan Rusia

Sabtu, 29 Agustus 2020 07:07 WIB
Kepala Eksekutif Russian Direct Investment Fund (RDIF), pengelola pendanaan pengembangan vaksin Covid-19, Sputnik V, Kirill A. Dmitriev (kiri) bersama Putra Mahkota Kerajaan Saudi Arabia, Pangeran Mohammed bin Salman, sesaat setelah menerima penghargaan “King Abdulaziz Second-Class Order of Merit”. [Foto: RDIF Twitter]
Kepala Eksekutif Russian Direct Investment Fund (RDIF), pengelola pendanaan pengembangan vaksin Covid-19, Sputnik V, Kirill A. Dmitriev (kiri) bersama Putra Mahkota Kerajaan Saudi Arabia, Pangeran Mohammed bin Salman, sesaat setelah menerima penghargaan “King Abdulaziz Second-Class Order of Merit”. [Foto: RDIF Twitter]

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski banyak yang meragukan vaksin corona buatan Rusia, ternyata peminatnya membludak. Pemesanannya sudah mencapai 1 miliar vaksin. Sementara Negeri Beruang Merah ini, baru sanggup memproduksi 500 juta vaksin.

Hal ini diungkap Kepala Eksekutif Dana investasi Langsung Rusia atau Russian Direct Investment Fund (RDIF), Kirill A. Dmitriev, dalam wawancara eksklusif secara virtual dengan wartawan Rakyat Merdeka dan RMco.id Firsty Hestyarini, Muhammad Rusmadi, Diananda Rahmasari dan Paul Yoanda, Selasa (25/8) lalu.

Baca juga : Insya Allah Bio Farma Mampu Produksi 100 Juta Vaksin Covid

Untuk diketahui, RDIF adalah pihak yang mengelola pendanaan pengembangan vaksin corona Rusia yang diberi nama sputnik V. Dua pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan, vaksin ini sudah melalui semua uji coba dan siap diproduksi massal.

Namun usai pengumuman yang dibuat Putin, sejumlah negara Barat meragukan keampuhan sputnik V. Vaksin ini dinilai terlalu cepat dibuat. Sementara negara yang lebih maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan China masih berjibaku membuat vaksin ini.

Baca juga : Erick: Vaksin Buatan Anak Bangsa Oke Punya

“Inilah di antara contoh persaingan dari sejumlah perusahaan farmasi pemerintah Barat. Mereka tidak mau vaksin Rusia berhasil. selama ini, 80 persen pasar vaksin dikuasai 5 besar perusahaan Barat. ini monopoli. Pemain lain tidak mau Rusia hadir,” jelasnya.

“Belakangan yang muncul adalah justru komentar-komentar yang konyol dan bias. Termasuk liputan media Internasional juga sangat tidak adil, sangat bias dan negatif,” Dmitriev melanjutkan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.