Dark/Light Mode

Nelpon Trump, Raja Saudi Ingatkan Solusi Adil untuk Palestina

Senin, 7 September 2020 11:15 WIB
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz Al Saud (kanan) dan Presiden AS, Donald Trump. [Foto: Reuters]
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz Al Saud (kanan) dan Presiden AS, Donald Trump. [Foto: Reuters]

RM.id  Rakyat Merdeka - Raja Kerajaan Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz menegaskan kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, bahwa negara Teluk Persia [Bahrain, Irak, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA) termasuk Arab Saudi Arabia] ingin melihat solusi yang adil dan permanen untuk masalah Palestina.

Dikutip kantor berita Al Jazeera dari media resmi Kerajaan Saudi, hal ini merupakan titik awal dari Prakarsa Perdamaian Arab 2002 (2002 Arab Peace Initiative/API). Prakarsa yang juga dikenal dengan Prakarsa Saudi adalah proposal 10 usulan untuk mengakhiri konflik Arab-Israel yang didukung oleh Liga Arab pada 2002 di KTT Beirut, dan kembali disahkan pada KTT Liga Arab 2007 dan 2017.

Pembicaraan via telepon itu dilakukan menyusul kesepakatan yang dimediasi AS bulan lalu, di mana Uni Emirat Arab memutuskan membuka hubungan diplomatik dengan Israel setelah Mesir dan Yordania.

Baca juga : Qatar: Solusi 2 Negara untuk Palestina

Bagi Palestina, Kesepakatan UEA-Israel ini seperti "tikaman dari belakang". Sedangkan Mesir dan Yordania, sudah membuka hubungan diplomatiknya sejak beberapa dekade lalu.

Raja Salman mengatakan kepada Trump, dia menghargai upaya AS untuk mendukung perdamaian. Namun di saat yang sama, negaranya juga ingin melihat solusi yang adil dan permanen untuk masalah Palestina berdasarkan Prakarsa Perdamaian Arab.

Berdasarkan proposal tersebut, negara-negara Arab bersedia membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Syaratnya, mesti adanya kesepakatan mengenai eksistensi negara Palestina dan penarikan penuh Israel dari wilayah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967. Pada perang tersebut, Israel mengalahkan tentara Arab dan merebut Semenanjung Sinai dan Jalur Gaza dari Mesir, Dataran Tinggi Golan dari Suriah dan Tepi Barat dari Yordania.

Baca juga : Arab Saudi Buka Wilayah Udaranya untuk Pesawat Israel

Hingga saat ini, Arab Saudi sendiri tidak mengakui keberadaan negara Israel. Namun, bulan ini Saudi menyatakan mengizinkan penerbangan antara UEA dan Israel, termasuk dengan pesawat Israel, untuk menggunakan wilayah udaranya.

Sementara penasihat Gedung Putih yang juga menantu Donald Trump, Jared Kushner menyatakan harapannya, agar negara-negara Arab lain juga bisa membuka hubungan diplomatiknya dengan Israel dalam beberapa bulan ke depan, meski sejauh ini, belum ada satu pun yang menyatakan akan mengikuti keputusan UEA.

Sebelumnya, dalam pertemuan antara Putra Raja Salman, Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Kushner, mereka berdua membahas perlunya Palestina dan Israel untuk melanjutkan perundingan agar bisa terwujud perdamaian yang permanen. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.