Dark/Light Mode

Lewat Perang Azerbaijan-Armenia

Erdogan Incar Posisi Turki Dalam Tatanan Dunia

Kamis, 8 Oktober 2020 21:49 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. [Foto: Associated Press]
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. [Foto: Associated Press]

 Sebelumnya 
Bertahun-tahun Diabaikan

Rusia, Amerika Serikat dan Prancis telah memimpin seruan untuk gencatan senjata di Nagorno-Karabakh. Tapi Erdogan mengatakan, mereka telah mengabaikan krisis selama tiga dekade terakhir dan seharusnya tidak lagi memimpin upaya perdamaian. Turki mengatakan, perdamaian abadi akan bergantung pada proposal yang dibuat untuk sesuatu yang terjadi setelah permusuhan berakhir.

Baca juga : Azerbaijan-Armenia Perang, NATO Terbelah

Sikap Erdogan telah memperburuk perang kata-kata dengan Prancis, yang populasinya termasuk banyak keturunan Armenia, tetapi justru didukung oleh partai-partai oposisi utama Turki.

Keberhasilan militer dan kelenturan otot militer di bagian lain dunia telah membantu Partai AK (Adalet ve Kalkınma Partisi –AKP- atau Partai Keadilan dan Pembangunan) yang berkuasa, bersekutu dengan kaum nasionalis, mempertahankan keunggulan dalam jajak pendapat, meskipun terjadi depresiasi mata uang yang memperburuk kejatuhan ekonomi dari pandemi virus Corona.

Baca juga : Phapros Masih Lanjutkan Upaya Pemulihan UMKM

"Semua konflik di luar sana meningkatkan persepsi bahwa Turki adalah negara yang dikepung, benar atau salah. Pada akhirnya, ekonomi yang menentukan kontes politik," kata Sinan Ulgen, Kepala Lembaga think tank EDAM yang berkantor di Istanbul.

Ketergantungan Turki pada impor gas dari Azerbaijan, yang melonjak 23 persen pada paruh pertama 2020, juga menjadi pendorong untuk mengambil posisi tegas di Nagorno-Karabakh.

Baca juga : Korsleting, Range Rover Terbakar di Tol Dalam Kota Cawang Otista

Belanja pertahanan melonjak 16 persen tahun ini menjadi 7 miliar dolar AS atau 5 persen dari keseluruhan anggaran, dan anggaran militer telah melonjak hampir 90 persen dalam satu dekade.

Berkurangnya peran AS di wilayah tersebut, meninggalkan celah yang ingin diisi oleh Turki dan Rusia, menggunakan diplomasi untuk membantu mengatasi konflik di Provinsi Idlib, Suriah dan di Libya, dua perang proksi yang berlarut-larut, di mana mereka berada di sisi yang berlawanan. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.