Dark/Light Mode

Dubes Tantowi Kutuk Serangan KKB Ke TGPF Di Intan Jaya

Selasa, 13 Oktober 2020 10:58 WIB
Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya. [Foto: Ist]
Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya. [Foto: Ist]

RM.id  Rakyat Merdeka - Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya mengutuk aksi penembakan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) di Intan Jaya, Provinsi Papua. Menurutnya, penembakan ini menambah daftar kekejaman separatis Papua.

"Dunia internasional perlu melihat hal ini dari perspektif yang lebih luas. Pihak separatis Papua yang ada di berbagai forum, gemar menuduh kejahatan HAM terhadap Pemerintah Indonesia. Ternyata, aksi kekejaman itu berasal dari mereka sendiri," ujar Tantowi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/10).

Mantan Anggota Komisi I (Pertahanan, Intelijen, Luar Negeri & Komunikasi) DPR dari Partai Golkar ini menilai, penembakan itu karena pihak separatis Papua yang khawatir akan fakta yang dapat terungkap, bila TGPF menyelesaikan tugasnya. Tantowi turut mendoakan anggota TGPF yang menjadi korban penembakan dapat segera pulih dan kembali ke rumah dengan selamat.

Baca juga : Investigasi Rampung, TGPF Intan Jaya Pulang Ke Jakarta

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah membentuk TGPF yang beranggotakan gabungan dari militer, sipil, dan kalangan akademik. Tim ini bertugas mengungkap tewasnya Pendeta Yeremias Zanambani serta korban lainnya, yang terdiri dari 2 anggota TNI dan 1 warga sipil pada peristiwa penembakan September 2020 yang lalu.

Sayangnya, baru dua hari bertugas, TGPF dihadang dan ditembaki oleh KKB. Akibatnya, satu anggota TNI dan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Bambang Purwoko mengalami luka tembak.

Namun proses investigasi TGPF terus berlanjut. TGPF telah melakukan investigasi rentetan kasus penembakan yang menewaskan 2 anggota TNI, 1 orang warga sipil, dan 1 orang pendeta. Total sudah ada 25 saksi yang diperiksa.

Baca juga : Dubes Peru Teken Kerja Sama Dengan PHRI

"Ada 24 orang saksi kita temui dan 1 orang hanya menggunakan telpon, karena situasi, jadi total saksi ada 25 orang. Untuk hasil pengungkapan harus kami melapor dulu ke pimpinan. Tidak logis kalau pimpinan belum tahu saya sudah sampaikan ke teman (wartawan)," ujar Ketua TGPF, Benny Josua Mamoto dikutip kantor berita Antara, Senin (12/10).

Benny, mengatakan timnya tidak mendatangi langsung para saksi, lantaran alasan keamanan. Namun pihaknya akan terus berkoordinasi dengan aparat setempat terkait perkembangan penyelidikan.

"Berbagai upaya sudah kami lakukan. Menurut kami sudah sesuai target. Kalaupun ada kekurangan, nanti kami akan koordinasi dengan Danrem, Kapolda, Pangdam dan Direskrim," ujarnya. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.