Dark/Light Mode

Debat Capres Amerika Usai Sudah

Trump Diprediksi Sulit Ubah Hati Pemilih

Jumat, 23 Oktober 2020 16:24 WIB
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan calon Presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden pada debat terakhir kampanye Presiden AS 2020 di Belmont University di Nashville, Tennessee, AS, 22 Oktober 2020. [Foto: REUTERS / Jonathan Ernst]
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan calon Presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden pada debat terakhir kampanye Presiden AS 2020 di Belmont University di Nashville, Tennessee, AS, 22 Oktober 2020. [Foto: REUTERS / Jonathan Ernst]

 Sebelumnya 
Membalas serangan ini, Biden berulang kali mengupas empat tahun Trump menjadi presiden, namun hanya bisa menghancurkan ekonomi Amerika, persis seperti banyaknya korban virus Corona di negara itu saat ini.

Selain isu Corona, kedua Capres AS ini juga berdebat soal intervensi asing. Trump lagi-lagi mengulangi tuduhannya, bahwa Biden dan putranya, Hunter, terlibat praktek tidak etis di China dan Ukraina. Sayangnya, tudingan ini tanpa bukti yang bisa diverifikasi.

Baca juga : Prestasi Hamilton Diprediksi Lebih Jos dari Schumacher

Sebaliknya, tudingan ini sebelumnya malah jadi bumerang bagi Trump sendiri. Karena Trump dan anak-anaknya telah dituduh memiliki konflik kepentingan sejak dia jadi presiden 2017, sebagian besar melibatkan bisnis real estate dan hotel internasional keluarga.

Biden membela keluarganya dan mengatakan dengan tegas, bahwa dia tidak pernah menghasilkan satu sen pun dari negara asing. “Ada alasan mengapa dia mengungkit semua omong kosong ini,” kata Biden sambil menatap langsung ke kamera. “Ini bukan tentang keluarga dia dan keluarga saya. Ini tentang keluarga Anda (rakyat Amerika), dan keluarga Anda terluka parah."

Baca juga : Trump Untung Apa Buntung

Dia kemudian juga menuduh Trump menghindari pembayaran pajak. Hal ini mengutip liputan investigatif oleh media AS, New York Times. Media itu melaporkan, Trump hampir tidak membayar pajak penghasilan federal selama lebih dari 20 tahun. “Bayar pajak Anda! Berhenti ngomong korupsi,” cetus Biden.

Meski hal ini kemudian dibantah Trump. Menurutnya, dia telah membayar pajak jutaan dollar.

Baca juga : Trump dan Istri Kepatil Corona

Selain itu, isu rasial juga menjadi salah satu tema perdebatan. Apalagi selama beberapa bulan, Amerika dilanda gelombang demonstrasi yang sering berujung kerusuhan. Pemicunya, karena rasisme yang masih marak di bawah pemerintahan Trump. Biden pun mengatakan, Trump adalah salah satu presiden paling rasis dalam sejarah. "Dia menuangkan bahan bakar pada setiap tembakan rasis," kata Biden.

Namun bagi Trump, Biden pun juga pernah terlibat dalam pembuatan Undang-Undang Kejahatan tahun 1994. Akibatnya, terjadi peningkatan penahanan terdakwa warga minoritas Amerika. Malah, kilah Trump, dia telah berbuat lebih banyak bagi warga kulit hitam Amerika dibanding presiden mana pun, kecuali Abraham Lincoln selama Perang Saudara AS pada tahun 1860-an. [RUS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.