Dark/Light Mode

Ikuti Trump, Melania Masih Ogah Ngundang Jill Biden Ke Gedung Putih

Kamis, 12 November 2020 13:16 WIB
Melania (kanan) dan Jill Biden. [Foto: Getty Images]
Melania (kanan) dan Jill Biden. [Foto: Getty Images]

RM.id  Rakyat Merdeka - Ibu negara Amerika Serikat (AS), Melania Trump, sejauh ini masih belum menghubungi Jill Biden, istri Presiden terpilih AS, Joe Biden. Padahal menurut tradisi, sedianya dia mengundang istri Presiden terpilih AS untuk tradisi jamuan minum teh. Hal ini sebagai bagian masa transisi kepresidenan.

Sumber dekat Melania mengatakan kepada CNN pada Selasa (10/11/2020), dia masih mengikuti kemauan sang suami, yang ogah mengakui kekalahannya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu.

Baca juga : Selamat Datang Di Gedung Putih Joe Biden

Padahal, 4 tahun lalu, Melania diundang minum teh di Gedung Putih dan diajak melakukan tur di kediaman eksekutif, atas undangan Michelle Obama. Namun kali ini agaknya berbeda.

Sebaliknya, sumber lain yang mengetahui jadwal harian Melania Trump mengatakan, hanya ada sedikit perubahan yang terjadi. Sebagian besar jadwal masih fokus di kantor ibu negara, untuk pertemuan harian.

Baca juga : Ungguli Trump di Georgia, Biden Makin Dekat Ke Gedung Putih

Sumber tersebut mengatakan, meskipun Melania ingin memulai proses transisi, ibu negara tersebut masih terkendala oleh penolakan tak berdasar oleh Presiden Trump. "Saya tidak yakin adil bagi siapapun untuk mengharapkan mereka memulai transisi, ketika Presiden (Trump) belum mengakui (kekalahannya)," kata sumber itu.

Anita McBride, yang menjabat sebagai Kepala Staf Laura Bush, mencatat, Melania Trump kadang-kadang bertindak atau mengungkapkan pendapat yang berbeda dari suaminya. "Momen ini lebih rumit. Tindakannya jika belum diakui oleh presiden Trump, bisa diartikan melawan presiden dan pemerintahnya," ujar McBride.

Baca juga : Selangkah Lagi, Biden Ke Gedung Putih

Sumber yang mengenal pemikiran Melania Trump, mengatakan bahwa ketika sudah ada persetujuan, ibu negara ini akan mengikuti. Saat ini, para staf Gedung Putih berada pada situasi yang sulit. Ada pekerjaan untuk mempersiapkan diri untuk keluarga presiden yang baru, tapi di sisi lain presiden sebelumnya tidak menyerah untuk bertahan.

"Transisi ini akan menjadi tugas yang menakutkan, meskipun Biden (sudah) sangat akrab dengan Gedung Putih dan sangat cakap," kata Capricia Penavic Marshall. Marshall adalah Asisten Khusus Hillary Clinton, ketika dia menjadi ibu negara. Ia kemudian menjadi Sekretaris Sosial Gedung Putih Hillary, dan penulis "Protocol: The Power of Diplomacy." [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.