Dark/Light Mode

Panggil Dubes Australia

Menlu Kecam Senator Anning

Selasa, 19 Maret 2019 12:03 WIB
Menlu Retno Marsudi (kanan) berbincang dengan Dubes Gary Quinlan, kemarin, seputar ucapan kontroversial senator Fraser Anning. (Doc. Kemenlu).
Menlu Retno Marsudi (kanan) berbincang dengan Dubes Gary Quinlan, kemarin, seputar ucapan kontroversial senator Fraser Anning. (Doc. Kemenlu).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memanggil Duta Besar (Dubes) Australia di Jakarta, Gary Quinlan. Kepada Quinlan, Retno menyampaikan kecaman atas pernyataan Senator Negeri Kanguru, Fraser Anning, yang menuding imigran Muslim sebagai penyebab teror di dua masjid Christchurch, Selandia Baru.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menuturkan, Retno memanggil Gary ke kantornya, kemarin pagi.

“Ibu Menlu telah memanggil Dubes Australia untuk Indonesia pagi ini. Dalam pertemuan tersebut, Menlu mengecam keras pernyataan Senator Australia Fraser Anning. Pernyataan tersebut menunjukkan ketidakpahaman mengenai Islam,” ucap Arrmanatha dalam jumpa pers di Kemlu.

Baca juga : Jadwal Debat Terakhir Terlalu Mepet Ke Pencoblosan

Arrmanatha menyebut, pandangan Anning terhadap Islam sangat picik. Menghubungkan Islam atau agama apa pun dengan kekerasan seperti terorisme adalah pandangan yang salah.

“Pemikiran yang disampaikan senator Australia tersebut tidak pantas mendapat tempat di dunia modern seperti ini, baik di Australia, Indonesia, atau tempat mana pun,” tegas Arrmanatha.

Arrmanatha juga tak menutup kemungkinan pemerintah melarang senator dari negara bagian Queensland itu masuk ke Indonesia. Sebab, memberi izin masuk warga negara asing, termasuk Anning, ke Indonesia sepenuhnya hak pemerintah.

Baca juga : Dubes Pakistan Galakkan Kerja Sama Pendidikan

“Sampai saat ini tidak ada rencana dari yang bersangkutan untuk pergi ke Indonesia. Dan kalau pun ada, adalah hak pemerintah untuk tidak mrmberikan izin masuk bagi yang bersangkutan,” ucap Arrmanatha.

Dalam pernyataannya Jumat (15/3), Anning mengatakan, penyebab penembakan massal yang terjadi di dua masjid di pusat kota Christchurch, karena program imigrasi yang yang mengizinkan kaum-kaum imigran Muslim fanatik tinggal di Selandia Baru. Anning bahkan menyebut Islam sama dengan fasisme.

“Mari kita perjelas, ketika umat Muslim menjadi korban dalam kekerasan hari ini, biasanya merekalah yang menjadi pelaku. Secara global, kaum Muslim banyak membunuh orang dengan mengatasnamakan agama,” kata Anning.

Baca juga : KPK-Dubes Australia Bahas Pencegahan Korupsi Swasta & Pelacakan Aset

Sebagaimana diberitakan, Brenton Tarrant (28) menembaki jemaah salat Jumat di dua masjid di Christchurch, yakni An Nur dan Linwood Islamic Center, hingga menewaskan 50 orang serts melukai puluhan lainnya. Dia bahkan merekam pembantaian sadis itu dan menyiarkannya secara langsung di media sosial. Dalam manifesto terungkap bahwa motif penyerangan pria asal Australia itu karena kebenciannya terhadap Muslim. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.