Dark/Light Mode

Pemimpin Uni Eropa Rapat Di Brussels

Penundaan Brexit, Kalahkan Isu China

Jumat, 22 Maret 2019 08:18 WIB
Bendera Uni Eropa dan bendera Inggris Union Jack. (AFP/Ludovic Marin)
Bendera Uni Eropa dan bendera Inggris Union Jack. (AFP/Ludovic Marin)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri Inggris Theresa May meminta kepada Uni Eropa untuk menunda pelaksanaan keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit hingga 30 Juni mendatang. May sudah mengirimkan surat kepada Presiden Uni Eropa Donald Tusk untuk menunda Brexit hingga tiga bulan ke depan.

Sejatinya, Brexit resmi terjadi pada 29 Maret mendatang atau hanya sembilan hari lagi. Tapi para anggota parlemen Inggris masih menemui jalan buntu terkait rencana tersebut.

Baca juga : Azan Disiarkan Di TV Murottal Di Parlemen

Para pemimpin Eropa yang jengkel menuntut London untuk memberi tahu mereka dengan jelas apa yang diinginkan negara itu dan memperingatkan risiko Inggris keluar dari blok tanpa aturan formal masih ada.

Namun kemudian,permintaan May menjadi diskusi panjang dalam rapat Dewan Eropa. Dilansir politico.eu, menurut para diplomat, banyak usulan tanggal penundaan yang masuk. Muncul tgl 22 Mei, ada yang meminta sebelum pemilihan Parlemen Eropa dan 7 Mei, tepat sebelum pertemuan puncak Uni Eropa di Sibiu, Rumania.

Baca juga : Bacaan Al Quran Awali Sidang Parlemen Selandia Baru

"Begitu banyak tanggal," kata diplomat itu, Kamis (21/3), waktu setempat.

Keinginan May untuk perpanjangan teknis sampai 30 Juni, selama satu jam 45 menit, membuay para pemimpin melanjutkan diskusi mereka jauh melewati jadwal makan malam. Konferensi pers yang melibatkan Presiden Dewan Donald Tusk dan Presiden Komisi Jean-Claude Juncker dibatalkan. Para pemimpin akhirnya beristirahat sejenak pada pukul 8.45 malam. Gagal menemukan kesepakatan. Gara-gara membahas Brexit, isu utama soal China juga tersingkirkan.

Baca juga : Zainal Abidin Bakar, Dubes Baru Malaysia Untuk Indonesia

May berjuang untuk tetap mengendalikan proses Brexit, setelah anggota parlemen pekan lalu dengan tegas menolak kesepakatan pemisahan Inggris dari UE untuk kedua kalinya. May dengan enggan menerima bahwa Brexit harus ditunda. Sebab ada kekhawatiran guncangan ekonomi jika Inggris mengakhiri keanggotaannya di UE tanpa ada aturan baru atau no deal.

Dilansir BBC, mengutip seorang pejabat Downing Street, katanya, May tidak akan meminta perpanjangan waktu yang lama. "Ada alasan untuk memberi parlemen sedikit lebih banyak waktu untuk menyetujui jalannya ke depan, tetapi orang-orang di negara ini telah menunggu hampir tiga tahun sekarang. Mereka muak dengan kegagalan parlemen untuk mengambil keputusan dan PM yang mengungkapkan rasa frustrasinya," kata sumber itu seperti dilansir dari AFP. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.