Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RI Dukung Penguatan Negosiator Perempuan Di Asia Tenggara
Sabtu, 26 Desember 2020 07:07 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mendukung penguatan jaringan negosiator dan mediator perempuan di Asia Tenggara (SEANWPNM). Diharapkannya, ke depan lebih banyak perempuan terlibat aktif dalam perundingan perdamaian di kawasan.
Dukungan itu disampaikan Retno ditujukan kepada enam anggota Southeast Asian Network of Women Peace Negotiators and Mediators (SEANWPNM) lewat pertemuan virtual, Rabu (23/12). Merka yaitu, Shadia Marhaban (Indonesia), Dr Emma Leslie (Kamboja), Prof Miriam Coronel-Ferrer (Filipina), Lilianne Fan (Malaysia), Leonésia Tecla da Silva (Timor-Leste) dan Angkhana Neelapaijit (Thailand).
SEANWPNM adalah jaringan negosiator dan mediator perempuan di Asia Tenggara yang pembentukannya diprakarsai Indonesia pada 2019.
Baca juga : Pre Order Service Bikin Lancar Tes Covid-19 Di Bandara Soekarno-Hatta
Walaupun demikian, anggota SEANWPNM tidak mewakili pemerintah atau negara. Mereka bergabung mewakili individu.
“Perempuan harus diberikan kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam proses perdamaian,” kata Retno kepada enam anggota komite yang berasal dari Indonesia, Kamboja, Filipina, Malaysia, Timor Leste, dan Thailand.
Dalam kesempatan itu, Retno menyampaikan harapan agar SEANWPNM dapat memperkuat serta melengkapi berbagai inisiatif dan mekanisme terkait isu Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan (WPS), yang ada di Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN).
Baca juga : Pelindo III Nyumbang Ambulance Keren Fasilitas Lengkap Ke RS PHC Surabaya
Sekadar informasi, Retno merupakan menteri luar negeri perempuan pertama di Indonesia, menyampaikan keinginannya membentuk jaringan negosiator perempuan di Asia Tenggara. Komitmen itu ia sampaikan pada pertemuan Aliansi Global Mediator Perempuan yang berlangsung di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa ke-74 di New York, Amerika Serikat, tahun lalu.
Berdirinya SEANWPNM menjadikan Asia Tenggara sebagai pelopor jaringan juru runding perempuan di Asia. Jaringan itu menambah daftar jejaring juru runding perempuan lainnya yang telah terbentuk di wilayah Afrika, Arab, negara-negara persemakmuran Inggris, Skandinavia, dan Mediterania.
Data terbaru Council on Foreign Relations (CFR) menunjukkan keterlibatan perempuan sebagai penengah dan juru runding masih tertinggal jauh dari laki-laki. Lembaga kajian nonprofit itu menunjukkan keterlibatan perempuan pada perundingan damai di Afghanistan hanya mencapai 10 persen, dan di Libya sebanyak 20 persen.
Baca juga : Pemprov DKI Hapus Denda Tunggakan Pajak
“Tapi tidak ada perempuan yang terlibat dalam perundingan damai di Yaman,” laporan CFR, lembaga kajian yang berkedudukan di Amerika Serikat dan telah berdiri sejak 1921.
Terkait itu, Retno berharap, SEANWPNM dapat memberi warna baru dalam upaya memelihara perdamaian dan keamanan di kawasan. Caranya dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan budaya demi menghindari aksi saling menyalahkan (finger pointing) pada tiap perundingan.
Pendekatan itu, menurut Retno, merupakan salah satu cara menyentuh akar permasalahan konflik sehingga perdamaian dapat terpelihara. [DAY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya