Dark/Light Mode

Serukan Militer Serahkan Kekuasaan

Biden Ancam Jatuhkan Sanksi Kepada Myanmar

Rabu, 3 Februari 2021 06:23 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (Foto: AFP)
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (Foto: AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengecam kudeta di Myanmar. Dia menyerukan komunitas internasional untuk menekan kesewenang-wenangan militer di Negara 1.000 Pagoda tersebut.

Tak hanya itu, Biden mengancam akan kembali memberlakukan sanksi jika militer tidak mengembalikan kekuasaan kepada pemenang pemilu. AS mencabut sanksi untuk negara yang dikenal juga dengan Burma, pada saat negara itu dalam transisi menuju negara demokrasi. “AS mencabut sanksi terhadap Burma selama dekade terakhir, itu berdasarkan kemajuan menuju demokrasi,” tegas Presiden ke-46 AS.

Baca juga : Sido Muncul Serahkan Bantuan Rp 240 Juta Untuk Korban Gempa Mamuju

Dengan situasi saat ini, lanjut Biden, pihaknya akan meninjau kembali pencabutan sanksi tersebut. Bahkan, jika diperlukan, akan diikuti tindakan lain yang sesuai. “AS akan membela demokrasi di mana pun ia mendapat serangan,” tegas Wakil Presiden AS periode 2009-2017 itu.

Transisi Myanmar terjadi saat AS dipimpin Barack Obama. Saat itu, Myanmar secara strategis dinilai bergerak menuju demokrasi, dan menjauh dari China. Walaupun dalam perjalanannya, Suu Kyi, pemimpin de facto, yang jadi ikon demokrasi Myanmar, menuai kritik dari Barat karena enggan mengutuk pembunuhan massal Muslim Rohingya.

Baca juga : AP II Terapkan Sistem Pencegahan Penularan Biologi Di Semua Bandara

Biden menambahkan, negaranya terus memperhatikan tiap pihak yang mendukung rakyat Myanmar di saat sulit seperti sekarang ini. AS akan bekerja dengan mitranya di seluruh kawasan dan multilateral untuk mendukung pemulihan demokrasi dan supremasi hukum. “Kami meminta pertanggungjawaban pihak yang bertanggung jawab membatalkan transisi demokrasi Burma,” cetusnya.

Kondisi Myanmar kini masih lumpuh. Kemarin, Badan pemerintah Myanmar yang bertanggung jawab atas perjalanan udara mengatakan, telah menangguhkan seluruh penerbangan internasional keluar dan masuk di Bandara Internasional Yangon sejak Senin (1/2).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.