Dark/Light Mode

ASEAN Mau Myanmar Segera Damai

Rabu, 3 Maret 2021 16:44 WIB
Sejumlah tentara Myanmar yang disersi dan bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil (Civil Disobedience Movement/CDM). Selanjutnya, mereka bergabung dengan pasukan 
Karen National Union (KNU), sebuah organisasi politik dengan sayap bersenjata, Karen National Liberation Army (KNLA) atau Tentara Pembebasan Nasional Karen, yang mengklaim mewakili rakyat Karen yang merupakan minoritas di Myanmar (Burma). Warga Karen berperang melawan pemerintah pusat sejak 1949 untuk memerdekakan diri. Namun sejak 1976, kelompok bersenjata telah menyerukan sistem federal. Namun pada 2012, pemerintah sipil yang didukung militer Myanmar menandatangani kesepakatan gencatan senjata. [Foto: CDM]
Sejumlah tentara Myanmar yang disersi dan bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil (Civil Disobedience Movement/CDM). Selanjutnya, mereka bergabung dengan pasukan Karen National Union (KNU), sebuah organisasi politik dengan sayap bersenjata, Karen National Liberation Army (KNLA) atau Tentara Pembebasan Nasional Karen, yang mengklaim mewakili rakyat Karen yang merupakan minoritas di Myanmar (Burma). Warga Karen berperang melawan pemerintah pusat sejak 1949 untuk memerdekakan diri. Namun sejak 1976, kelompok bersenjata telah menyerukan sistem federal. Namun pada 2012, pemerintah sipil yang didukung militer Myanmar menandatangani kesepakatan gencatan senjata. [Foto: CDM]

RM.id  Rakyat Merdeka - Para Menteri Luar Negeri negara-negara anggota ASEAN sepakat, bahwa mereka akan bersama membantu Myanmar mencapai perdamaian.

Kesepakatan ini tercapai usai pertemuan ASEAN Ministerial Meeting (IAMM) virtual yang dipimpin Brunei Darussalam, Selasa (2/3/2021).

Mewakili Indonesia, Menlu Retno Marsudi menyampaikan, bahwa Indonesia sangat mengkhawatirkan perkembangan situasi di Myanmar menyusul meningkatnya kekerasan yang telah menimbulkan korban luka bahkan meninggal dunia dari warga sipil.

"Situasi di Myanmar sangat mengkhawatirkan, karena masih terus terjadinya penangkapan warga sipil," ujar Retno dalam pengarahan secara virtual setelah pertemuan IAMM, Selasa sore (2/3).

Baca juga : Gempa M4,5 Goyang Halmahera Barat

"Kami mengkhawatirkan karena situasi dapat mengancam keberlangsungan transisi demokrasi, dan mengkhawatirkan karena jika tidak segera diselesaikan dengan baik, maka akan dapat mengancam perdamaian dan keamanan kawasan," sambungnya.

ASEAN juga mendesak pembebasan tahanan politik yang ditahan militer sejak kudeta 1 Februari. Sebab hanya dengan akses kemanusiaan, mereka semua yang ditahan dapat dibebaskan.

ASEAN sangat prihatin dengan perkembangan situasi di Myanmar. Karena itu, negara-negara anggota ASEAN meminta semua pihak di negara tersebut menahan diri dari memicu kekerasan lebih jauh.

Menlu Filipina Teodoro Locsin mendesak pembebasan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, dan sejumlah tokoh pemerintahan sipil Myanmar lainnya. “Seruan kami adalah untuk kembali sepenuhnya ke keadaan sebelumnya, dengan penghormatan terhadap peran penting Daw Aung San Suu Kyi,” demikian pernyataan Filipina usai pertemuan Selasa (2/3).

Baca juga : Saudi Akui Diserang Drone Yaman Lagi

"Kami meminta semua pihak yang berkepentingan untuk mencari solusi damai melalui dialog yang konstruktif dan rekonsiliasi praktis untuk mencari solusi damai bagi kepentingan rakyat Myanmar," tegasnya.

Militer Myanmar pimpinan Jenderal Min Aung Hlaing melakukan kudeta pada 1 Februari. Militer menahan Ketua Partai National League for Democracy (NLD) Suu Kyi dan Presiden Win Myint.

Militer berdalih, kudeta dilakukan karena ada kecurangan dalam pemilihan umum November lalu. Saat itu pemilu dimenangkan NLD.

Kudeta itu telah memicu unjuk rasa oleh berbagai lapisan masyarakat di Myanmar, yang menentang kekuasaan militer dan menuntut pengembalian kekuasaan kepada pemerintah sipil.

Baca juga : Dua Eks Pejabat PUPR Lamsel Bakal Segera Disidang

Belakangan, unjuk rasa damai berubah menjadi kerusuhan karena penggunaan kekerasan oleh aparat keamanan setempat. Berdasarkan laporan Reuters, sedikitnya 21 pengunjuk rasa telah tewas sejak kerusuhan dimulai sebulan lalu, sedangkan pihak tentara mengatakan satu polisi tewas. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.