Dark/Light Mode

Terus Tangkap Dan Bunuh Demonstran

Aparat Junta Militer Geledah Rumah Warga

Rabu, 10 Maret 2021 05:49 WIB
Aparat keamanan Myanmar merazia rumah warga mencari pedemo anti-kudeta. (Foto: AP Photo).
Aparat keamanan Myanmar merazia rumah warga mencari pedemo anti-kudeta. (Foto: AP Photo).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintahan junta militer Myanmar terus berupaya menaklukan kelompok masyarakat penentang kudeta. Mereka kini memberlakukan jam malam. Dan, menangkapi siapa saja yang melanggarnya.

Tak hanya menghalau aksi demonstrasi, aparat keamanan negeri itu kini semakin agresif menangkapi para demonstran. Bahkan, tak segan-segan mengejarnya hingga ke rumah mereka.

Hal itu diceritakan Warga Yangon, yang lingkungannya dikepung aparat keamanan, pada Senin malam (8/3).

Baca juga : Kemenag Dan 5 Kementerian Bahas Formasi PPPK Untuk Honorer Guru Agama

Dikutip Channel News Asia, kemarin, ratusan pendemo di Distrik Sanchaung, Yangon, diburu aparatur keamanan. Karena, para pemuda itu dianggap melanggar jam malam. Dalam operasinya, polisi menargetkan apartemen yang memasang bendera Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang menaungi pemimpin de-facto, Aung San Suu Kyi, yang ditahan sejak kudeta militer pada 1 Feb­ruari lalu.

Sejumlah penduduk setempat menuturkan kepada AFP, bahwa pasukan keamanan mulai meng­geledah apartemen-apartemen di area tersebut, setelah pemada­man internet yang rutin dilaku­kan pada malam hari sekitar pukul 01.00 waktu setempat.

“Mereka menggeledah setiap gedung di jalan Kyun Taw, mereka menghancurkan gembok ge­dung apartemen jika dikunci di lantai bawah,” tutur warga yang tidak menyebut namanya itu.

Baca juga : Polri Tak Izinkan KLB Demokrat, Tapi Juga Tak Dibubarkan

Penggeledahan di San Chaung itu terjadi setelah tiga demonstran ditembak mati dalam unjuk rasa pada hari yang sama. Banyak pertokoan, pabrik dan bank yang tutup sebagai bagian dari aksi protes melawan kudeta.

Lebih dari sebulan sejak ku­deta, aksi protes terus terjadi. Di Distrik Sanchaung, polisi menggunakan senjata dan granat kejut untuk menghadapi massa. Militer juga menegaskan, akan memeriksa rumah warga, dan akan menghukum siapa pun yang ketahuan menyembunyi­kannya pengunjuk rasa.

Warga setempat mengaku dirinya mendengar ada puluhan orang yang ditangkap. Menje­lang fajar, atau kemarin, pasukan keamanan mulai mundur dan membiarkan beberapa demonstran kabur dari area tersebut.

Baca juga : Dua Demonstran Tewas Ditembak Junta Militer

Dilansir AFP, ratusan pengun­juk rasa anti Junta Myanmar, akhirnya berhasil bebas dari kepungan tentara di sebuah distrik di Yangon. Pembebasan dilakukan setelah tekanan dari Barat dan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB).

Aktivis Shar Ya Mone yang turut dibebaskan mengatakan, tadinya mereka dikurung di gedung. Dengan sekitar 15 hingga 20 orang lainnya. Mereka tertahan selama beberapa jam hingga akhirnya bisa bebas dan pulang.

“Kami pulang naik tumpangan gratis. Warga menyambut para pengunjuk rasa,” kata Ya Mone, dikutip Reuters.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.