Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Isu penggulingan atau kudeta Perdana Menteri Mahathir Mohamad kembali bergema. Kali ini dari mulut Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim.
Menurut Anwar, hal itu juga yang menjadi alasan Pemerintah Malaysia menarik diri dari ratifikasi perjanjian Statuta Roma. Artinya, Malaysia mencabut keanggotaannya dari anggota Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Pemerintah mengungkap alasan terperinci di balik keputusan Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang menarik Malaysia keluar dari ratifikasi perjanjian Statuta Roma. Artinya, Malaysia mencabut keanggotaannya dari anggota Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Keputusan ini diambil Mahathir setelah ada pihak yang memperkarakan pemerintah karena meneken Statuta Roma tanpa lebih dulu meminta pertimbangan dari para sultan penguasa negara bagian atau Conference of Rulers.
Baca juga : KPK Terima Pengembalian Uang Dalam Berbagai Bentuk Mata Uang Asing
Pemerintah, melalui menteri luar negeri, meneken ratifikasi itu pada 4 Maret 2019. Pemerintah sudah memberitahu Raja Malaysia, Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Sultan Ahmad Shah.
“Mahathir merasa ada pihak yang ingin menggulingkannya sebagai perdana menteri dengan mengadu dombanya dengan Conference of Rulers,” kata Anwar dilansir The Star, kemarin.
Menurut Anwar, pihak yang disebut Mahathir itu bukan dari partai koalisi Pakatan Harapan, melainkan orang dalam kerajaan.
Mahathir, kata Anwar, mengatakan dengan sangat spesifik bahwa orang yang ingin menggulingkannya itu bukan dari koalisi.
Baca juga : 3 Hari Kabur, Tersangka Kasus Suap KS Serahkan Diri
“Media agak nakal untuk membuat interpretasi semacam itu. Pernyataan itu sangat spesifik, Perdana Menteri merujuk pada upaya khusus oleh pribadi tertentu dalam keluarga kerajaan dan tidak mengacu kepada anggota partai,” kata Anwar, yang pada Jumat (5/4) bertemu Mahathir.
Anwar meminta, pernyataan Mahathir harus disikapi dengan hati-hati dan tidak diinterpretasikan secara berlebihan.
“Jelas bagi saya karena ketika kami berdiskusi, dia merincikannya,” kata Anwar.
Pada Jumat, Mahathir mengaku, pemerintah dipaksa menarik diri dari ratifikasi perjanjian Statuta Roma. Pria yang akrab disebut DR M itu menyinggung ada seseorang di kerajaan yang memprotes soal keputusan pemerintah meratifikasi perjanjian itu.
Baca juga : Musni Hardi Dilantik Jadi Kepala Perwakilan BI Kediri
Februari lalu, aktivis sosial dan blogger mengklaim ada sebuah plot dari internal koalisi Pakatan Harapan untuk mengkudeta Mahathir melalui voting mosi tidak percaya. Namun, Anwar yang dijanjikan Mahathir akan menggantikannya sebagai PM Malaysia membantah klaim tersebut.
Aktivis yang membuat klaim polot kudeta itu adalah Mujahidin Zulkiffli. Dia mengklaim pertama kali mendengar tentang rencana kudeta itu dari sumbernya.
Aktivis itu tidak menyebut nama orang-orang yang terlibat dalam plot kudeta. [MEL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya