Dark/Light Mode

Mengenang Pertempuran Karameh 1968 Antara Palestina Lawan Israel

Minggu, 21 Maret 2021 16:34 WIB
Raja Hussein usai memeriksa tank Israel yang ditinggalkan di Pertempuran Karameh 1968. [Foto: Jordanian Military Photographer - PETRA NEWS AGENCY]
Raja Hussein usai memeriksa tank Israel yang ditinggalkan di Pertempuran Karameh 1968. [Foto: Jordanian Military Photographer - PETRA NEWS AGENCY]

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada suatu pagi, 21 Maret 1968, 53 tahun lalu, sekitar 15.000 tentara pendudukan Israel memulai serangan militer ke pangkalan militer Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di tepi timur Sungai Jordan.

Sekitar 15.000 tentara infanteri Israel, dengan puluhan tank, menyerang kamp Karameh dekat Jembatan Raja Hussein. Target mereka, melenyapkan Fedayeen (komando) PLO di bawah komando mendiang pemimpin Palestina, Yasser Arafat yang bermarkas di sana.

Namun, pasukan artileri Angkatan Bersenjata Yordania menghentikan tank Israel di Jembatan Allenby, dekat persimpangan jalan utama dari Shuna ke Karameh. Sementara pasukan komando Palestina mampu menghancurkan beberapa tank dan mobil lapis baja Israel, dan menyerang pasukan lintas udara Israel yang memasuki kota Karameh, sebuah kota di Yordania tengah, dekat Jembatan Allenby yang membentang di Sungai Jordan.

Baca juga : Berantas Peredaran Narkoba, BNN Butuh Figur Pimpinan Tegas Dan Cerdas

Dalam pertempuran 15 jam, hanya beberapa ratus pasukan komando dan warga sipil dari kamp, dengan dukungan militer dan logistik dari Angkatan Bersenjata Yordania, ternyata mampu menimbulkan kerugian yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pasukan Israel yang menyerang.

Kota itu hancur setelah pertempuran sengit antara pasukan Israel dan sekitar 200 hingga 300 pasukan komando Palestina. Israel mengaku kehilangan 21 tentara, tetapi Palestina memperkirakan angka sebenarnya lebih dari 200 tentara.

Meski jumlah total orang Palestina yang tewas, terluka dan ditangkap melebihi yang hilang oleh Israel, dan bahwa tentara pendudukan Israel menghancurkan kamp tersebut, pertempuran tersebut menandai pertama kalinya pasukan Palestina berhasil menghadapi musuh mereka secara langsung.

Baca juga : Jelang Tahun Ajaran Baru, Usia Anak Menjadi Polemik Tahunan

Arti penting pertempuran tersebut terletak pada kenyataan bahwa, untuk pertama kalinya, pejuang Palestina berhasil melibatkan tentara pendudukan Israel secara langsung, dengan mencetak kemenangan simbolis besar.

Setelah peristiwa Karameh, ribuan pemuda Palestina bergabung dengan sayap gerilya PLO dan memulai pelatihan paramiliter.

Pertempuran Karameh, yang secara harfiah berarti "pertempuran martabat" dalam bahasa Arab, membuka babak baru. Meski pertempuran tersebut mungkin tidak berskala besar dibandingkan pertempuran yang lebih besar dan lebih lama sebelum atau setelah 1968, namun hal itu mengingatkan kita, lebih dari setengah abad kemudian, bahwa negara pendudukan Israel dapat dipaksa untuk menghitung ulang potensinya. [Wafa/RSM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.