Dark/Light Mode

Netanyahu Ngaku Arab Saudi Mau Baikan Sama Israel

Senin, 22 Maret 2021 16:01 WIB
Presiden Donald J Trump, Menteri Luar Negeri Bahrain Dr. Abdullatif bin Rashid Al-Zayani, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Abdullah bin Zayed Al Nahyani menandatangani Abraham Accords Selasa, 15 September , 2020, di Halaman Selatan Gedung Putih. [Foto Resmi Gedung Putih/Shealah Craighead]
Presiden Donald J Trump, Menteri Luar Negeri Bahrain Dr. Abdullatif bin Rashid Al-Zayani, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Abdullah bin Zayed Al Nahyani menandatangani Abraham Accords Selasa, 15 September , 2020, di Halaman Selatan Gedung Putih. [Foto Resmi Gedung Putih/Shealah Craighead]

 Sebelumnya 
Sejak pengumuman normalisasi hubungan kedua negara pada Agustus tahun lalu, Netanyahu telah beberapa kali menunda rencana kunjungan ke UEA. Penundaan terbaru terjadi pekan lalu ketika Yordania menolak mengizinkan penerbangan Netanyahu melintasi wilayah udaranya.

Pada Rabu (17/3) Netanyahu mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel bahwa dia akan melakukan perjalanan ke negara Teluk setelah Pemilu Israel berakhir.

Baca juga : Darah Muda Jadi Andalan Tim Oranje

Pemilu dilakukan karena kegagalan parlemen mengesahkan Anggaran 2021 sebelum tenggat waktu berakhir. Partai Likud yang berkuasa yang dipimpin Netanyahu dan mitra koalisinya, Partai Biru dan Putih yang dipimpin Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, tidak dapat menyetujui anggaran negara.

Karena anggaran tidak dapat digunakan untuk pemungutan suara hari ini, parlemen secara hukum dibubarkan dan proses wajib pemilihan awal kini telah dimulai. Saat ini, dipastikan Israel akan menuju pemilihan parlemen keempatnya dalam waktu kurang dari dua tahun.

Baca juga : Bamsoet Bakal Jadi Saksi Nikah Atta-Aurel

Netanyahu dan Gantz memutuskan membentuk pemerintahan koalisi pada Mei 2020, setelah tiga kali kemenangan yang tidak meyakinkan sejak April 2019. Pemerintahan persatuan ini tidak setuju dengan penerapan anggaran tahunan. Sementara Netanyahu hanya ingin meloloskan Anggaran Tahun 2020, dan Gantz ingin memasukkan Anggaran 2021 dalam pemungutan suara.

Karena ketidaksepakatan antara kedua pemimpin, sesi pembahasan pada Agustus tidak membuahkan hasil dan pemungutan suara untuk Anggaran 2020 ditunda hingga Desember. Secara hukum, jika Anggaran 2020 tidak disahkan oleh parlemen pada 23 Desember, pemilihan lebih awal wajib dilakukan. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.