Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mayat Bergelimpangan, Obat Menipis, Oksigen Habis, Ratusan Ribu Positif Corona

Ini Di India, Masih Nekat Mau Mudik?

Kamis, 22 April 2021 07:00 WIB
Jenazah pasien virus Covid-19 di India menunggu untuk dikremasi. (Foto: PTI)
Jenazah pasien virus Covid-19 di India menunggu untuk dikremasi. (Foto: PTI)

 Sebelumnya 
Namun, rasa aman itu ternyata semu. Sejak Maret hingga saat ini, kurva kasus Covid-19 di India terus mendaki tajam. Jumlah kasus harian hingga angka kematian sudah jauh melampaui puncak kasus gelombang pertama.

Bagaimana dengan kasus Covid-19 di Indonesia? Sejauh ini, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami tren penurunan. Termasuk angka kematian. Namun pemerintah tetap waspada, jangan sampai lonjakan kasus tiba-tiba terjadi. Salah satu upaya untuk mengendalikan penyebaran Corona, yakni melarang mudik Lebaran. Seperti sebelumnya, angka Corona meningkat tajam paska libur panjang Lebaran, Natal dan Tahun Baru.

Presiden Jokowi berulang kali meminta masyarakat patuh, tidak melakukan mudik. Sebab, ia melihat, tahun lalu, ketika dilarang saja masih ada 11 persen masyarakat yang mudik. Setara dengan sekitar 27 juta orang. Jika tidak dilarang, yang mudik bisa 33 persen.

Baca juga : Kasus Corona Di DKI Melandai Karena Jumlah Testing Sedikit

Hitung-hitungan Jokowi, kalau mudik tak dilarang, jumlah kasus Covid-19 bisa melonjak antara 120.000 hingga 140.000 kasus per hari. “Makanya ini (jumlah pemudik) harus terus ditekan,” tegas Presiden, Selasa (20/4) lalu.

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mewanti-wanti agar masyarakat, termasuk pemerintah menyadari situasi yang sangat serius yang terjadi di India saat ini.

“Pesan penting dari situasi di India adalah, pandemi ini nyata terjadi dan sangat serius. Itu pertama. Kedua, Covid-19 ini masih jauh dari akhirnya. Bahkan meski sudah dilakukan program vaksinasi di banyak negara,” kata Dicky kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Yang Lain Nolak Presiden 3 Periode, Politisi Gerindra Ini Malah Setuju

Ia berharap kasus Covid-19 yang terus memburuk di negeri Shahrukh Khan itu, tak terjadi di Indonesia. Salah satu momen paling rawan yang harus diantisipasi sejak dini adalah mudik lebaran.

“Saya mengimbau kepala daerah untuk tegas melarang mudik. Jangan kayak di NTB (Nusa Tenggara Barat). Karena Anda mudik, bawa virus. Perlu tindakan lebih riil, bukan hanya imbauan,” sambungnya.

Ia juga meminta pemerintah tidak boleh optimis berlebihan. Meskipun strategi penanganan Covid-19 sudah optimal, tetap harus menggencarkan 3T dan 5M. Apalagi jika belum memadai. “Ini sangat berbahaya, karena bisa menimbulkan rasa aman yang semu,” pungkasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.