Dark/Light Mode

Suplai Vaksin Terbatas, Swiss Bagikan Alat Tes Covid ke Rakyatnya

Selasa, 18 Mei 2021 18:45 WIB
Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad, dalam talk show RM.id bertema Idul Fitri Di Swiss di Tengah Covid-19, Selasa (18/5). (Foto: Youtube Rakyat Merdeka TV)
Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad, dalam talk show RM.id bertema Idul Fitri Di Swiss di Tengah Covid-19, Selasa (18/5). (Foto: Youtube Rakyat Merdeka TV)

RM.id  Rakyat Merdeka - Untuk menyiasati terbatasnya suplai vaksin Covid-19, pemerintah Swiss memberikan alat rapid test antigen secara gratis untuk rakyatnya. Hal ini diungkapkan Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad. 

"Jadi sekarang ini, pemerintah Swiss menempuh dua kebijakan. Pertama, mempercepat vaksinasi. Dan kedua, memberikan alat tes gratis kepada rakyatnya," ujar Muliaman dalam talk show RM.id bertema "Idul Fitri di Swiss, di Tengah Covid-19", Selasa (18/5).

Kalau hasil tesnya positif, mereka akan melakukan isolasi mandiri di rumah. Suplemen dan obat juga diberikan. Dengan cara ini, pemerintah Swiss tidak repot menunggu jumlah kasus harian. "Kita melakukan tes sendiri dan kita mengontrol sendiri," imbuhnya.

Baca juga : Bukan Vaksin, Menhub Usulkan Pemudik Dapat Tes Covid-19 Gratis

Muliaman mengungkapkan, setiap orang yang ingin mendapatkan alat tes, tinggal datang ke apotek dengan membawa semacam KTP. "Dia kemudian dapat 5 buah alat tes untuk dibawa pulang ke rumah secara gratis. Jadi setiap saat dia bisa tes di rumahnya," ungkapnya.

Sementara untuk vaksinasi, pemerintah Swiss menargetkan 50 persen penduduknya. Saat ini, baru 20 persen penduduk yang sudah divaksin dengan vaksin Moderna dan Pfizer.

Jika target tersebut tercapai, maka pemerintah akan melonggarkan berbagai aktivitas. "Di Swiss ini targetnya bulan Juli mau bebas, mau dibuka, ketika separuh penduduk sudah divaksin," bebernya.

Baca juga : Sambut Idul Fitri, Signify Jadikan Masjid Istiqlal Jakarta Bersinar

Saat ini, pemerintah Swiss mulai memberi kelonggaran-kelonggaran secara terukur karena kasus Covid-19 setiap harinya mulai menurun. Beberapa tempat seperti barber shop, salon, restoran, dan sekolah sudah mulai buka.

"Jadi sudah mulai normal, meskipun restoran masih belum boleh makan di dalam, makannya harus di luar," imbuhnya.

Untuk kumpul, juga masih dibatasi. Jumlahnya tidak boleh lebih dari 50 orang. Konser-konser pertunjukan musik masih dilarang. Pertandingan sepak bola tanpa penonton pun masih berlangsung.

Baca juga : Petugas Bandara Pakai Alat Tes Covid-19 Bekas, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Minta Maaf

"Tapi seorang pejabat pemerintah di sini bilang sama saya, semua ini mungkin akan berubah total pada Juli, ketika situasi terkontrol," ungkapnya.

Di Swiss, kata Muliaman, juga banyak tempat yang menyediakan masker gratis bagi masyarakat. "Biasanya kalau kita masuk ke toko-toko itu disediakan masker, tempat cuci tangan, juga hand sanitizer," beber Muliaman.

Menurutnya, pemakaian masker sebetulnya tidak diwajibkan. Hanya pada tempat-tempat tertentu, seperti ruangan tertutup, masker wajib digunakan. "Semua tetap memakai masker, misalnya ketika naik kereta, trem, ke toko-toko, termasuk mereka yang sudah divaksin," tandasnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.