Dark/Light Mode

Tanki Oksigen Di RS Covid Irak Meledak, 64 Tewas

Selasa, 13 Juli 2021 19:39 WIB
Kebakaran di RS Al-Hussein Dhi Qar, Irak, Senin (12/7). (Foto: AFP via Getty Images)
Kebakaran di RS Al-Hussein Dhi Qar, Irak, Senin (12/7). (Foto: AFP via Getty Images)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sedikitnya 64 orang tewas terbakar dalam musibah kebakaran di RS Al-Hussein yang merawat pasien Covid-19 di Kota Nasiriya, Provinsi Dhi Qar di wilayah tenggara Iran, Senin (12/7) malam.

Kebakaran yang terjadi akibat ledakan tanki oksigen di ruang ICU pasien Covid-19 itu juga mengakibatkan 50 orang mengalami luka-luka. Saat ini, api telah berhasil dipadamkan.

Presiden Irak Barham Salhi menyebut, insiden ini dipicu oleh perilaku korup dan salah urus. Siapa pun yang berulah, harus bertanggung jawab.

Baca juga : Tinjau Vaksinasi Covid-19 di Karawang, Menaker Ida Titip Pesan Ini

"Musibah di RS Al-Hussein di Dhi Qar dan RS Ibnu Al-Khatib di Baghdad adalah buah dari perilaku korup dan salah urus, yang meremehkan kehidupan rakyat Irak. Ini menghalangi reformasi kinerja lembaga," cuit Salhi via Twitter.

Sekadar mengingatkan, kebakaran besar di RS Ibn Al-Khatib yang menewaskan 82 orang pada April lalu, juga dipicu oleh ledakan tanki oksigen di unit Covid-19.

"Kinerja lembaga perlu ditinjau lebih ketat, perlindungan terhadap warga harus lebih ditingkatkan," imbuhnya.

Baca juga : Mau Lindungi Anak Dari Covid-19, Kurangi Makan-makan Di Luar!

Dalam pertemuan darurat pada Selasa (13/7), Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi memerintahkan penangguhan dan penahanan direktur kesehatan, direktur rumah sakit, dan direktur pertahanan sipil Dhi Qar. Investigasi atas kasus tersebut, juga segera dimulai.

Terkait hal ini, Ketua Parlemen Mohammed al-Habousi mengatakan, musibah kebakaran di rumah sakit yang tengah menangani kasus Covid-19 adalah bentuk kegagalan pemerintah dalam melindungi nyawa rakyat. Parlemen akan segera mengambil sikap terhadap kasus ini.

Sejak 2019, ratusan warga Irak tewas dalam aksi protes yang menentang korupsi pemerintah, mengkritisi pengangguran dan kurangnya layanan dasar seperti listrik dan air bersih. Pemerintah gagal menstabilkan negara, dalam beberapa dekade sanksi dan perang. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.