Dark/Light Mode

Uganda Siap Tampung 2.000 Pengungsi Afghanistan

Rabu, 18 Agustus 2021 06:40 WIB
Warga Afghanistan memadati pesawat evakuasi C-17 milik AS, Senin (16/8). Mereka ingin melarikan diri dari negaranya, setelah Taliban berkuasa. (Foto: Courtessy Defence One/Reuters)
Warga Afghanistan memadati pesawat evakuasi C-17 milik AS, Senin (16/8). Mereka ingin melarikan diri dari negaranya, setelah Taliban berkuasa. (Foto: Courtessy Defence One/Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Uganda siap menerima 2.000 pengungsi yang melarikan diri dari Afghanistan, setelah gerilyawan Taliban mengambil alih kekuasaan pada Minggu (15/8).

"Kami setuju setelah menerima permintaan dari pemerintah AS," kata Menteri Urusan Pengungsi Esther Anyakun kepada BBC, Selasa (17/8).

Kelompok pertama yang terdiri dari 500 warga Afghanistan, diperkirakan tiba pada Selasa (17/8).

Uganda yang memiliki sejarah panjang dalam menyambut pengungsi, saat ini menampung sekitar 1,3 juta orang.

Baca juga : Pengungsi Afghanistan Bakal Banjiri Indonesia..

Negara Afrika Timur ini memiliki jumlah pengungsi terbanyak, dibanding negara mana pun di Afrika. Terbesar ketiga di dunia.

Para pengungsi dari Afghanistan ini akan menjalani tes Covid, sebelum dikirim ke pusat isolasi. Biayanya ditanggung pemerintah AS.

Lebih dari 90 persen pengungsi Uganda berasal dari negara tetangga Republik Demokratik Kongo, dan Sudan Selatan.

Mereka tinggal di pemukiman atau desa bersama penduduk setempat. Ada juga yang diberi sebidang tanah dan diperbolehkan bekerja.

Baca juga : Kemendagri Minta Pemda Sigap Respon Pengaduan Masyarakat

Taliban kembali berkuasa di Afghanistan, 20 tahun setelah intervensi pimpinan AS menggulingkan mereka pada tahun 2001.

Mereka mampu merebut kendali, setelah sebagian besar pasukan asing ditarik keluar.

Serangan kilat Taliban selama 10 hari, mendorong puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka. Ibu Kota Afghanistan, Kabul pun sempat dibanjiri warga yang hendak melarikan diri ke negara-negara tetangga.

Kabul adalah kota besar terakhir yang jatuh ke tangan Taliban. Fakta ini mendorong Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan negara tersebut, pada Minggu (15/8).

Baca juga : Peru Dan Indonesia Rayakan 46 Tahun Persahabatan

Banyak warga yang putus asa. Mereka bergegas menuju ke bandara tempat pasukan AS mengatur evakuasi bagi orang asing, dan warga Afghanistan yang rentan. [HES],

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.