Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Kas Negara Kosong
Miris, Presiden Zambia Diburu Utang
Minggu, 5 September 2021 07:20 WIB
Sebelumnya
Untuk mencapai target ini, Hichilema menunjuk, ekonom dan mantan penasihat IMF, Situmbeko Musokotwane, sebagai menteri keuangan. “Kecuali kita melakukan sesuatu terhadap anggaran, maka anggaran tersebut akan digunakan. Terutama untuk membayar gaji dan juga membayar utang,” pungas Musokotwane.
Pria berlatar belakang ekonom ini pun berjanji akan memberantas praktik korupsi, dengan tidak memberi ampun bagi siapa pun yang terbukti bersalah. “Anda mungkin berpikir, tidak ada yang bisa melakukan hal seperti itu. Tapi itu sedang dilakukan. Orang-orang sudah melakukannya. Mereka masih mencoba melakukannya sekarang,” tambah Hichilema.
Baca juga : Hongaria Vs Inggris, Tiga Singa Tak Gampang Diberangus
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai, Zambia merupakan salah satu negara yang gagal mengelola utang. Jika dicermati, terjadi lonjakan rasio utang pemerintah Zambia dari 32 persen pada 2014 menjadi 88 persen di 2019.
“Jadi tren kenaikan utang terjadi bahkan sebelum pandemi Covid-19. Situasi krisis pandemi lebih memperburuk situasi,” ulas Bhima saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.
Baca juga : Kunker Ke Cirebon, Presiden Tinjau Vaksinasi Hingga Resmikan Bendungan
Dengan pembiayaan bunga utangnya yang mencapai 30 persen dari total penerimaan, kata Bhima, tak heran jika Zambia pusing untuk membayaranya. Karena itu, negara ini memutuskan melakukan renegosiasi utang dengan para kreditur.
Sebenarnya, rasio pajak negara tersebut juga tinggi, yakni 16 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Bhima lantas membandingkan dengan rasio pajak Indonesia, yang hanya 8,3 persen. “Kejadian Zambia harus menjadi pelajaran bagi Indonesia. Jangan terus menambah utang yang tidak perlu,” ujarnya. [MEN]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya