Dark/Light Mode

Kader Banteng Dilarang Ngomong Capres

Kode Keras Untuk Ganjar

Rabu, 25 Agustus 2021 07:16 WIB
Kepala Badan Nasional Kebudayaan Pusat Dewan Pimpinan Pusat (BKNP DPP) PDIP, Aria Bima. (Foto: Istimewa)
Kepala Badan Nasional Kebudayaan Pusat Dewan Pimpinan Pusat (BKNP DPP) PDIP, Aria Bima. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memiliki cara jitu dalam menertibkan kadernya agar fokus membantu rakyat melawan pandemi Covid-19. Salah satunya, melarang bicara Pilpres 2024. Terbukti efektif.

Instruksi larangan tersebut dibuat secara resmi dalam surat bernomor 3134/IN/DPP/VIII/2021 tertanggal 11 Agustus 2021 yang diteken Ketua Umum PDIP, Megawati dan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.

Kepala Badan Nasional Kebudayaan Pusat Dewan Pimpinan Pusat (BKNP DPP) PDIP, Aria Bima membenarkan adanya instruksi tersebut. “Intruksi tidak boleh memberi komentar soal capres karena rakyat sedang kondisi pademi,” kata Aria Bima kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Kecenderungan Positif Untuk Cegah Gelombang Tiga

Wakil Ketua Komisi VI DPR ini termasuk kader yang aktif di kegiatan kebudayaan partai. Menurutnya, prioritas partai saat ini mengelaborasikan kekuatan partai untuk turun gunung membantu rakyat. Misalnya, dengan lomba video Piala Megawati “Kawal Pancasila dari Desa” belum lama ini.

Aria menegaskan, tidak ada faktor lain di balik instruksi Megawati kepada kader Banteng agar tidak berbicara Pilpres 2024. Termasuk soal ramainya kader PDIP di bursa Pilpres.

Sejauh ini, ada tiga kader PDIP yang muncul di bursa Pilpres 2024. Yaitu, Ketua DPR Puan Maharani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, hingga Menteri Sosial Tri Rismaharini. Ketiganya, selalu muncul di bursa calon presiden setiap survei belakangan ini. Hasilnya, Ganjar selalu unggul.

Baca juga : AHY Kasih Kode Keras!

Politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno mengamini urusan tiket Pilpres 2024 itu ada di tangan Megawati. Seluruh kader, diklaimnya mengerti dan menghormati aturan main ini. Dia berkelakar, hanya orang-orang autis sosial yang meributkan Pilpres di tengah pandemi Covid-19.

“Dalam konteks kepartaian, semua harus tegak lurus menunggu peluit dibunyikan ketua umum,” tegas Hendrawan kepada Rakyat Merdeka.

Dia memastikan, saat ini partainya sedang bahu membahu mengingatkan masyarakat tentang bahaya ledakan pandemi Covid-19. Jangan sampai, masyarakat letih dan kendor dalam menjalankan protokol kesehatan. Maka, tidak sepantasnya dalam kondisi saat ini berbicara Pilpres.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.