Dark/Light Mode

Presiden AS Kelar Disuntik Booster

Biden: Yang Nggak Mau Divaksin, Bikin Situasi Jadi Ruwet

Selasa, 28 September 2021 09:00 WIB
Presiden AS Joe Biden saat menerima vaksin booster di Gedung Putih, Senin (27/9). (Foto: YouTube)
Presiden AS Joe Biden saat menerima vaksin booster di Gedung Putih, Senin (27/9). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden AS Joe Biden menerima suntikan booster di Gedung Putih pada Senin (27/9), beberapa hari setelah penggunaan dosis booster disetujui pejabat berwenang.

"Kami paham, untuk mengalahkan pandemi Covid-19 dan menyelamatkan nyawa, rakyat harus segera divaksin," kata Biden, dalam pidato sebelum vaksin.

"Karena itu, jangan lewatkan vaksinasi. Sebab vaksin dapat menyelamatkan nyawa Anda dan orang di sekitar Anda," imbuhnya.

Baca juga : Golkar Riau Panasin Mesin Partai Hadapi Pemilu 2024

Biden menerima suntikan pertama vaksin Covid-19, menjelang pelantikannya pada Januari 2021.

Presiden berusia 78 tahun itu dinyatakan memenuhi syarat untuk mendapatkan dosis booster, sejak ia menerima vaksin Pfizer/BioNTech keduanya lebih dari 6 bulan lalu.

Biden sedianya divaksin bersamaan dengan sang istri, Jill Biden. Namun, pada waktu yang bersamaan, Jill yang berprofesi sebagai profesor di Northern Virginia Community College di luar Washington sedang mengajar.

Baca juga : Presiden Terbang Ke Jateng Tinjau Vaksin Hingga Pertemuan Rektor

Sekretaris persnya Michael LaRosa mengatakan kepada CNN pada Senin (27/9) malam, Jill telah menerima booster-nya di Gedung Putih.

Dari pengalamannya divaksin, Biden mengaku tak mengalami efek samping. Baik saat vaksin pertama atau vaksin kedua. 

Menurutnya, warga Amerika yang divaksinasi lengkap sudah sangat terlindungi dari penyakit parah. Karena itu, Biden mendesak orang yang belum divaksin, untuk melakukannya sesegera mungkin.

Baca juga : Keren, Warga Disabilitas Banyak Yang Ikut Vaksinasi

"Sebagian besar orang Amerika melakukan hal yang benar. Lebih dari 77 persen orang dewasa, kini sudah divaksin dosis pertama. Namun, ada 23 persen yang belum mendapatkan suntikan. Minoritas yang berbeda ini menyebabkan banyak sekali kerusakan untuk seluruh negara. Ini adalah pandemi orang yang tidak divaksinasi," kata Biden.

Rabu (28/9), Biden akan pergi ke Chicago untuk berbicara tentang pentingnya lembaga bisnis melembagakan persyaratan vaksin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.