Dark/Light Mode

KSP: Prokes Kendor, Dokter Dan Faskes Terbatas, Situasi Donggala Kudu Diperhatikan

Sabtu, 7 Agustus 2021 10:55 WIB
Tim verifikasi lapangan KSP meninjau situasi di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, untuk memastikan penanganan Covid-19 di kabupaten ini. (Foto: Dok. KSP)
Tim verifikasi lapangan KSP meninjau situasi di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, untuk memastikan penanganan Covid-19 di kabupaten ini. (Foto: Dok. KSP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabupaten Donggala di Provinsi Sulawesi Tengah berjuang melawan Covid-19, dengan keterbatasan jumlah fasilitas dan tenaga kesehatan. Ditambah lagi, berdasarkan hasil temuan tim verifikasi lapangan Kantor Staf Presiden (KSP), masyarakat di Kabupaten Donggala juga masih belum menaati protokol kesehatan.

Hal ini menjadi kendala bagi penanganan Covid-19 di kabupaten terpadat ke-4 di Sulawesi Tengah.

Dalam program verifikasi lapangan selama 4 hari di beberapa kawasan di Provinsi Sulawesi Tengah, tim KSP menemukan fakta bahwa Donggala merupakan salah satu kabupaten, yang selama ini bertumpu kepada Kota Palu dalam upaya penanganan Covid-19.

Berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, hingga kini, Kabupaten Donggala telah mencatat 986 kasus positif Covid-19 dan 24 orang meninggal dunia.

Baca juga : 204 Petugas Kena Covid, Pusat Vaksinasi Di Malaysia Tutup Sehari

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala, Muzakir Ladoali mengatakan, selama ini penanganan Covid-19 selalu dirujuk ke Kota Palu, karena rumah sakit di kabupaten Donggala masih belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai.

“Yang jadi masalah terdapat 211 orang yang isolasi mandiri di rumah. Kita tahu, perilaku masyarakat di rumah itu pasti tidak sesuai protokol kesehatan,” kata Muzakir.

Ia menambahkan, salah satu problem utama di Kabupaten Donggala adalah stigma buruk terhadap Covid-19. Sehingga, individu-individu yang terjangkit Covid-19 dikucilkan.

Hal inilah yang menyebabkan banyak masyarakat yang enggan ke puskesmas atau rumah sakit  untuk memeriksakan diri. Bahkan, fasilitas isolasi terpadu yang ada di setiap desa pun menjadi tidak termanfaatkan, karena Covid-19 masih dianggap seperti aib.

Baca juga : Kemendes PDTT Kerja Keras Urus Daerah Tertinggal, 32 Kabupaten Bakal Naik Kelas

“Yang kita butuhkan sekarang ini adalah bagaimana mengubah mindset masyarakat. Supaya ketika mulai menunjukkan gejala, mereka akan segera menuju ke fasilitas kesehatan terdekat,” tutur Muzakir.

Permasalahan penanganan Covid-19 di Donggala, semakin diperparah dengan jumlah fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang sangat terbatas.

Saat ini, Kabupaten Donggala hanya memiliki 2 rumah sakit umum yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabelota dan Rumah Sakit Umum (RSU) Pratama Tambu, yang berjarak 4 jam perjalanan darat antara satu sama lain.

Data Dinas Kesehatan Donggala menyebutkan, terdapat kurang lebih 1.000 tenaga kesehatan di Kabupaten ini. Malangnya, 20 persen dari total kasus positif COVID-19 di Kabupaten Donggala adalah nakes.

Baca juga : Cegah Kerumunan, Ganjar Dorong Tempat Vaksinasi Diperbanyak

Di Puskesmas Lembasada misalnya, hanya ada 14 perawat dari 66 staf yang ada. Selain itu, puskesmas yang melayani 19 desa ini tidak memiliki dokter.

Selama ini, puskesmas beroperasi dengan bantuan dokter magang selama 4 bulan, dan 1 dokter kontrak dari Kota Palu. Bahkan 18 staf dan nakes di puskesmas Lembasada sempat terjangkit Covid-19.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.