Dark/Light Mode

Spekulasi Pandora Papers

Putin Beli Rumah Mewah Untuk Kekasih Gelapnya

Selasa, 5 Oktober 2021 06:30 WIB
Tony Blair (Kiri), Vladimir Putin (Tengah), Raja Abdullah II (Kanan). (Foto: Istimewa).
Tony Blair (Kiri), Vladimir Putin (Tengah), Raja Abdullah II (Kanan). (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Selain kedua tokoh nasional itu, ada juga mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang terbukti secara hukum menghindari pem­bayaran bea materai atas properti jutaan poundsterling di London.

Nama Perdana Menteri Ceko Andrej Babis juga ikut mun­cul. Babis diduga terkait dengan sebuah perkebunan rahasia senilai 22 juta dolar AS atau sekitar Rp 313,4 miliar di sebuah desa di pun­cak bukit dekat Cannes, Prancis.

Baca juga : HNW: Sanksi Predator Seksual Anak Belum Maksimal

Kemudian, ada Presiden Kenya Uhuru Kenyatta yang se­lama ini dikenal giat berkam­panye melawan korupsi, diduga memiliki jaringan perusahaan lepas pantai secara diam-diam bersama dengan beberapa ang­gota keluarganya.

Nama Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga ada di dalam daftar Pandora Papers. Nama-nama di lingkaran dalam PM Imran Khan, mulai dari menteri di kabinetnya hingga keluarganya, juga disebut secara diam-diam memiliki perusahaan di surga pajak.

Baca juga : Gunung Madu Plantation Sempat Minta Hentikan Pemeriksaan

Merespons laporan itu, Khan menyatakan, ia bakal mengam­bil tindakan yang sesuai jika terbukti ada warga Pakistan melakukan kejahatan.

“Kami menyambut baik Pandora Papers dalam mengungkap keka­yaan mencurigakan para elite yang dikumpulkan melalui pengemplangan pajak, korupsi, pencucian uang di surga pajak,” ujar Khan di Twitter, Senin (4/10).

Baca juga : Wamenag Apresiasi Deklarasi Agama Untuk Indonesia Adil Dan Damai

“Pemerintahan saya akan me­nyelidiki semua penduduk kami yang disebut di Pandora Papers dan jika ada kesalahan, kami akan mengambil tindakan yang sesuai,” tandasnya. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.