Dark/Light Mode

PM Inggris Umumkan Mundur Sambil Berlinang Air Mata...

Jumat, 24 Mei 2019 22:39 WIB
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengumumkan pengunduran diri di depan kantor PM Inggris di 10 Downing Street. (Foto BBC)
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengumumkan pengunduran diri di depan kantor PM Inggris di 10 Downing Street. (Foto BBC)

RM.id  Rakyat Merdeka - Air mata Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May menetes saat mengumumkan pengunduran dirinya, kemarin. May tak kuasa menahan tangis. Dilansir Reuters, kemarin, dalam pengumuman yang disampaikan di depan kantor PM Inggris di 10 Downing Street, London, PM May menetapkan jadwal pasti pengunduran dirinya, yakni pada 7 Juni mendatang.

PM May menyatakan mundur dari Partai Konservatif saat parlemen Inggris tak kunjung menyetujui kesepakatan Brexit yang diajukannya, sehingga mempersulit proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Hal ini membuka jalan bagi pemimpin baru Inggris nantinya untuk mendorong kesepakatan Brexit, keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Baca juga : 22 Mei, Insya Allah Aman

“Saya akan mundur sebagai Ketua Partai Konservatif dan Unionist pada Jumat, 7 Juni, agar seorang pengganti bisa dipilih,” ucap PM May dalam pernyataannya. Dengan suaranya yang terbatabata karena emosional, PM May menegaskan dirinya tidak punya dendam. Dia tak kuasa menahan air mata.

“Saya akan segera meninggalkan tugas yang telah menjadi kehormatan seumur hidup bagi saya, perdana menteri wanita kedua, tapi tentu bukan yang terakhir,” imbuhnya.

Baca juga : Bupati Bengkalis Ditetapkan Sebagai Tersangka Korupsi Jalan

“Saya melakukan ini tanpa ada dendam, tapi dengan rasa terima kasih yang besar dan abadi untuk mendapatkan kesempatan mengabdi bagi negara yang saya cintai,” kata May.

May terpilih menjadi PM Inggris menggantikan PM David Cameron. Cameron mundur dari Partai Konservatif dan jabatannya, setelah voting Brexit tahun 2016 menyatakan mayoritas rakyat Inggris ingin keluar dari Uni Eropa. Selama menjabat, May harus menghadapi krisis dan rasa malu dalam upayanya mewujudkan kesepakatan Brexit yang disetujui parlemen. Beberapa kali voting di parlemen terhadap proposal kesepakatan Brexit yang diajukan May, selalu ditolak. Situasi ini membawa Inggris ke jalan buntu soal kapan dan bagaimana negara itu keluar dari Uni Eropa.

Baca juga : Kemensos Salurkan Bantuan Untuk Korban Banjir Jakarta

Mundurnya May diperkirakan akan semakin meningkatkan krisis Brexit, karena pemimpin baru Inggris kemungkinan akan mengupayakan kesepakatan yang lebih tegas dari sebelumnya, yang berpotensi memicu konfrontasi lebih luas dengan Uni Eropa.[DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.